ChanelMuslim.com – Harapan Deden Siswanto pada murid IFI begitu besar. Adanya parade fashion show student, para murid berlatih dan belajar layaknya desainer.
“Kegiatan parade fashion show student ini, sengaja dibuat untuk siswa yang masih tahap belajar di ranah stylist, mereka harus berlatih,” ujar Deden Siswanto, Founder Islamic Institute Fashion (IFI) di Bandung, Selasa (18/12).
Para murid diharapkan mencoba dan berlatih untuk mempresentasikan karya. Fashion Show pun dibuat agar ada pengalaman rasa yang didapat setelah mempresentasikan karya oleh model.
Semua murid yang ikut serta akan merasakan adrenalin di belakang panggung, serta bia melihat karya atau model desain teman lainnya.
Selaku founder IFI, ia ingin fashion show murid IFI menjadi tempat uji mental karena ini baru pertama kalinya. Sebelumnya, murid-murid IFI yang masih tiga bulan bersekolah tidak pernah melakukan hal tersebut.
“Jadi mereka ini awalnya cuma lebih ke tugas saja, mereka masih disebut sebagai fashion stylist dan memang belum menjadi fashion designer,” tambahnya.
Meskipun ada juga yang sudah menjadi fashion preneur atau berbisnis di bidang fashion, sebagian besar para murid – fashion stylist memang masih belum bisa story telling. Banyak yang belum mengerti dan tahu mengenai desain-desain.
Sekolah IFI membantu meluruskan tentang desain yang benar, memberikan informsi untuk diskusi dan mengajarkan secara bertahap bisnis fashion kedepannya.
Para murid IFI bukan sekadar belajar atau mencatat saja, tapi IFI menyediakan ruang tempat diskusi bersama agar paham bisnis kelak.
“Dalam beberapa hal ini, masih banyak yang terlihat masih polos bajunya, masih belum berani utk baju karena mereka masih tahap mencoba” jelasnya.
Ada juga murid yang belum punya tempat produksi baju sendiri, jadi hanya desain dan sketsa saja. Di sisi yang lain, ada juga yang memang sebelumnya sudah berbisnis fashion. Ini aksesnya memang lebih mudah.
Namun, semua murid sebagai fashion stylist sama. Tiga bulan pertama baru belajar mengenai stylist. Tahap kedua di tiga bulan selanjutnya memahami fashion PR dan marketing. Terkahir, para murid bisa disebut desainer, ketika proses belajar di IFI sudah tuntas enam bulan.
Sebagai seorang guru, Deden Siswanto juga ingin, ketika para murid sudah menjadi desainer bisa mewarnai fashion muslim. Lulusan IFI harus memiliki signature berbeda, tidak ada saling mencontek, berbisnis secara sehat dan saling memberikan inspirasi satu sama lain.
“Meski di IFI bukan hanya untuk busana muslim, tapi tujuannya tetap desainr bisa berhijab dengan beberapa style tertentu. Beragam style tersebut bisa seperti modern, syari dll,” tutupnya. (Firda)