Chanelmuslim.com – Ilmu pengetahuan merupakan salah satu nikmat paling besar yang dikaruniakan Allah kepada para hamba-Nya. Dengan ilmu pengetahuan, akal mendapatkan sinar terang, hati terbebas dari belenggu hawa nafsu, karena salah satu definisi ilmu pengetahuan adalah warisan para Nabi, mulai dari Nabi adam hingga Nabi terakhir Muhammad. Dalam banyak ayat Al-Qur’an, Allah menegaskan pentingnya ilmu pengetahuan.
Alam semesta ibarat kitab yang memeliki lembaran-lembaran yang indah, dengan bentuk dan warna yang menakjubkan. Al-Qur’an telah membuka dan membolak-balik lembaran-lembaran kitab semesta itu, lalu mengatakan, “sesungguhnya para ulama yang membaca, mengetahui, dan memahami kitab semerta adalah mereka yang takut kepada Allah.”
Baca Juga: Inilah Bukti Keterkaitan Alquran dengan Ilmu Pengetahuan Modern
“sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pegampun.” (Fathir: 28)
Lembaran-lembaran kitab yang dibolak-balik dalam Al-Qur’an adalah sebagai lembaran-lembaran kitab Allah. Para ulamalah yang mampu merenungkan kitab yang menakjubkan ini. Dari lembarna-lembaran kitab tersebut, mereka mengetahui Allah dengan pengetahuan yang hakiki, mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh ciptaan-Nya, mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh qudrat (kekuasaan) Allah. Para ulama itu merasakan hakikat keagunganAllah setelah mereka melihat hakikat ciptaan-Nya. Dengan ini, maka mereka merasa takut kepada Allah dengan sebener-benernya; menyembah Allah dengan sebenar-benarnya; tidak dengan perasaan kosong sebagaimana dialami oleh hati dihadapan hiruk-pikuk semesta. Mereka menyembah Allah dfengan pengetahuan yang detail dan ilmu langsung. Lembaran-lembaran semesta adalah refleksi dari kitab Allah. Warna-warna adalah contoh keindahan semesta yang hanya diketahui oleh ulama yang memahami kitab ini. Ulama yang memahami ilmu pengetahuan hingga ke dasar-dasarnya, pengetahuan yang dihayati oleh hati, sehingga ulama melihat kekuasaan Allah yang menciptakan warna semesta dengan segala bentuknya, yang dituangkan dalam semesta yang indah.
Allah berfirman, “Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (Thaha:114)
Rasulullah menjelaskan kepada umatnya akan pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan. Muawiyah berkata, “Aku mendengar Nabi bersabda, “Barangsiapa dikehendaki Allah untuk mendapatkan kebaikan, maka dipahamkan-Nya-lah orang itu dalam urusan agama. Aku hanyalah yang membagi, sementara Allah-lah yang memberi. Selama umat ini melaksanakan perintah Allah, maka orang-orang yang menentang mereka tidak akan mampu membahayakan mereka, sampai datangnya ketetapan Allah,”
Dalam hadist ini, Rasulullah menjelaskan bahwa, apabila seseorang dikehendaki oleh Allah untuk mendapatkan kebaikan, maka Allah memberinya pemahaman yang baik tentang hukum agama. Artinya, siapa saja yang tidak mendapatkan nikmatnya ilmu pengetahuan agama, maka ia tidak mendapatkanm nikmat kebaikan.
Abu Darda’ berkata, “Rasulullah bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, maka Allah menuntun orang itu menuju jalan ke arah surga. Susungguhnya para malaikat merentangkan sayap-sayapnya karena ridha terhadap pencari ilmu. Sesungguhnya makhluk di langit dan di bumi serta ikan-ikan yang berada dalam air memohon ampunan bagi orang yang menuntut ilmu. Sesungguhnya keutamaan orang alim di atas ahli ibadah adalah ibarat keutamaan bulan purnama di atas bintang-bintang yang lainnya. Sesungguhnya para ulama itu adalah ahli waris para Nabi, dan Nabi itu tidak mewariskan uang dinar mauoun dirham; mereka itu mewariskan ilmu; dan barangsiapa mau mengambil warisan itu, maka ia telah mendapat keuntungan berlimpah.
inilah sisi teoritis tentang ilmu pengetahuan yang luhur, hingga manfaatnya dapat diterima oleh semua kalangan.
Sumber : The Golden Stories, Pustaka Al-Kautsar