ChanelMuslim.com – Melepas anak kuliah atau sekolah di luar negeri, apalagi remaja, nggak apa-apa sama sekali. Bahkan bagus. Tapi kendalanya adalah lingkungan seperti apa yang dipilih oleh si anak. Sekali salah masuk lingkungan maka akan susah menariknya keluar dari lingkungan itu. Dan lingkungan itu pengaruh terhadap agama dan akhlak si anak juga pola pikir dan ketaatan pada orang tua.
Maka yang aku cari pertama kali adalah
1. Kakak senior yang bisa menjaga dia
2. Pengajian atau liqonya. Siapa guru mengajinya atau murobiyahnya. Bahkan sesekali aku pantau juga materi halaqahnya. Intervensi amat? Nggak sih, cuma diskusi saja. Lalu mendukung semua kegiatan yang mengarah pada pengajian.
Apakah anak-anak kita main juga dengan yang bukan lingkungan pengajian? Ya, bahkan harus dicing club, horsing club, Indonesian festival dan lain-lain. Walaupun risikonya kena gosip. Anak Bu Fifi kok gitu ya, kok kayak gitu? Saya lihat dia ketawa-ketawa sama anak lelaki juga temannya yang perempuan pada nggak pakai jilbab, ada yang merokok dan lain-lain.
Nah, sampai disitu biasanya gosip akan menyebar dengan bumbu, “Kasihan saya sama Bu Fifi, Bu Fifinya kan kayak gitu ya? Aktivis dakwah dan bla bla bla tapi anaknya kok kayak gitu.”
Sampai sini biasanya beberapa minggu kemudian sms masuk dan saya dapat teguran. Saya langsung cross check atau tabayyun ke anak saya dan murobiyahnya. Tabayyun level satu sampai level tiga berlangsung secukupnya saja. Intinya jangan menuduh dulu dan posisikan kita dengan pemikiran, “Waktu remaja kamu kayak apa?”
Dari tabayyun demi tabayyun itulah kita akan paham apakah itu benar kejadian buruk atau hanya perkiraan orang saja. Kekhawatiran orang-orang dengan alasan sayang dan kasihan pada Bu Fifi serta keluarga. Fahimna. Saya berusaha untuk mengerti dan berterima kasih. Walau ada bumbu kesel juga. Kok beritanya kayak anak saya sudah melakukan maksiat besar yang tidak dapat dimaafkan. Bahkan ada yang usul anak saya dinikahkan segera.
Apakah kepergok lagi tertawa-tawa dengan teman lelaki dan perempuan segerombolan di tempat umum maka sudah SOS berat lalu harus dinikahkan. Mungkin ada baiknya juga. Hehe. Tetap positive thinking.
Karena itu saya bersyukur ada liqo. Dengan adanya liqo, anak saya punya rumah kecil yang hangat, punya dapur tempat dia mengasah keimanan, punya tempat yang saya bisa rely on masalah-masalah anak saya. Liqo dan murobiyah anak saya adalah pengganti saya ketika saya jauh dari mereka.
Cara ikutkan anak-anak ke liqo adalah cari orang PKS di negeri yang bersangkutan lalu tanyakan, “Ada liqo anak remaja nggak? Kenalan dengan murobiyahnya lalu pantau saja setiap minggu. No liqo no jajan, lalu pantau materinya apa dan kamu datang jam brapa? Dan lain-lain.”
Alhamdulillah sekarang anak saya di tengah kesibukannya kuliah di negeri barat, liqo tetap jalan, main sama anak bule tetap bisa, bergaul dengan anak remaja manapun juga oke saja. Bahkan terakhir, menjadi Ketua Pengajian yang meng-arrange acara Muslim Youth dengan pembicara Aa Gym. Dia memikirkan materi, tempat, undangan, konsumsi dan lain-lain. Ke depannya mungkin akan undang brother-brother di Australia juga brother-brother Indonesia seperti Ustaz Hanan Attaqi dan lain-lain. Selama ini tahunya Brother Yahya Ibrahim saja.
Buat saya itu cukup. Mengajak teman-temannya mengaji dan mau ikut pengajian. Tidak perlu khawatir bila anak kita ikut liqo. Jangan percaya kalau ada yang mengatakan liqo itu mengajarkan radikalisme atau ikut berpolitik. Nggak ada sama sekali. Saya saksinya.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya,”Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab,”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir.” (HR Tirmidzi, No. 3510 dan lainnya)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: