ChanelMuslim.com – Terjadinya kasus pembakaran bendera tauhid di Garut menimbulkan bentrok antar umat Islam. Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie sempat berpesan kepada Cendekiawan Muslim Kota Bekasi mengenai hal ini. Menurutnya sebagai Cendekiawan kita harus bisa mengayomi dan menengahi apa yang terjadi pada umat.
"Jangan sampai kita terbawa emosi. Cendekiawan itu berbeda dengan orang-orang biasa. Kita harus bisa mengayomi dan menengahi mereka. Agar tidak terjadi perang sesama umat Islam,"katanya di rapat kerja daerah ICMI Kota Bekasi, Asrama Haji, Sabtu (03/11/2018).
Saya, kata Jimly Asshiddiqie, apresiasi apa yang dilakukan Jusuf Kalla. Ia bersikap cepat saat mendengar kasus ini terjadi.
"Karena saya melihat sepertinya kita di adu domba karena ini,"katanya.
Kasus pembakaran bendera tauhid juga sama seperti dulu saat adanya Nasakom. Mereka yang mendukung Nasakom ya itu ormas yang sama (NU).
"NU dibawah KH Wahab Hasbullah, pada era Demokrasi Terpimpin bergabung dengan koalisi NASAKOM. Alasan NU saat itu, keberadaan PKI di pemerintahan Sukarno harus dikawal supaya tidak mendominasi kebijakan Sukarno,"katanya.
Begitu juga dengan kasus ini, saya lihat, kata Jimly, juga hal yang sama terjadi.
"Bendera yang dibakar itu menurut penuturan polisi adalah bendera HTI. Jadi seharusnya umat Islam jangan marah karena ini. HTI sudah dibubarkan oleh pemerintah, jadi untuk apa emosi,"katanya.
Meski demikian, Jimly sangat setuju ketika salah satu pengurus ICMI Kota Bekasi ingin mengajak dialog Ketua umum GP Ansor Yaqut Cholil Qaumas.
"Kalau saya sarankan ke PBNU Pusat saja, nggak usahlah ke Garut. Bisa ketemu dengan Ketua PBNU, Said Aqil Siradj. Undang juga ormas yang lain. Kita ajak mereka dialog. Inilah peran cendekiawan yang sebenarnya,"pungkasnya. (Ilham)