TAHUKAH Anda bahwa pada usia tiga bulan, otak seorang bayi sudah memiliki jumlah koneksi yang mencapai dua kali lebih banyak dibandingkan otak orang dewasa?
Jumlahnya diperkirakan mencapai sekitar 1.000 triliun koneksi.
Secara sederhana, koneksi ini merupakan jalur komunikasi antara sel-sel otak dengan sel-sel lain di seluruh tubuh.
Pada masa awal kehidupan, koneksi tersebut terbentuk dan menguat melalui pengalaman, semakin sering suatu pengalaman terjadi, semakin kuat pula jalur koneksinya.
Interaksi sederhana seperti mengajak bayi berbicara ternyata memiliki dampak besar terhadap perkembangan bahasanya di kemudian hari.
Bayi yang sering mendengar percakapan atau diajak berkomunikasi cenderung memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik dibandingkan mereka yang jarang mendapatkan stimulasi verbal.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Hal yang sama berlaku pada kemampuan bersosialisasi: bayi yang terbiasa berinteraksi dengan banyak orang biasanya tumbuh menjadi individu yang lebih mudah bergaul saat dewasa.
Sentuhan kasih sayang, perhatian, dan kehangatan dari orang tua pun turut membentuk fondasi kepribadian yang positif.
Setiap kali Anda berbicara dengan bayi, Anda sebenarnya sedang menstimulasi terbentuknya koneksi baru di otaknya.
Aktivitas yang diulang terus-menerus akan menguatkan jalur tersebut, sehingga kelak mendukung kecakapannya dalam berbahasa ataupun kemampuan lainnya.
Awal Mula Terbentuknya Kecerdasan Bayi
Ratusan pengalaman kecil yang dialami setiap hari seperti melihat, mendengar, disentuh, diajak bermain, semuanya memicu pembentukan ratusan koneksi baru.
Tidak heran jika bayi dan anak kecil sering disebut sebagai “kertas putih,” karena otak mereka sangat siap menerima dan menyerap berbagai bentuk pengalaman yang diberikan orang tua.
Baca juga: Mengenal Metode Montessori untuk Mengembangkan Kecerdasan Anak
Oleh karena itu, masa awal kehidupan seorang bayi adalah periode yang sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan.
Interaksi positif, stimulasi yang tepat, serta kasih sayang yang konsisten akan menjadi dasar yang kuat bagi kecerdasan dan kepribadiannya di masa depan, bahkan proses ini sudah dimulai sejak bayi masih berada dalam kandungan.
Dengan memahami hal ini, kita dapat memberikan pengalaman terbaik bagi tumbuh kembang anak sejak dini.[Sdz]




