USTAZ Aunur Rafiq menjelaskan bahwasanya wajah putih bersinar atau hitam di hari kiamat, ditentukan sejak masih berada di dunia.
يَّوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَّتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ اسْوَدَّتْ وُجُوْهُهُمْ ۗ اَكَفَرْتُمْ بَعْدَ اِيْمَا نِكُمْ فَذُوْقُوا الْعَذَا بَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ
“Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Ada pun orang-orang yang berwajah hitam muram (kepada mereka dikatakan), Mengapa kamu kafir setelah beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.” (QS. Ali ‘Imran: 106)
Dalam ayat ini, Allah membawa kita ke pemandangan mengerikan dari Hari Kiamat, hari ketika semua rahasia terungkap dan hakikat hati termanifestasi di wajah.
Di sana, keadilan ilahi tidak pernah salah dan tidak pernah keliru.
Sebagian wajah menjadi putih berseri sementara yang lain menjadi gelap, seolah-olah cahaya dan kegelapan telah terwujud di wajah manusia.
Mereka yang wajahnya putih bersinar adalah mereka yang hatinya teguh dalam ketaatan, yang berpegang teguh pada tali Allah, dan yang berjalan di jalan kebaikan, persatuan, dan iman yang sejati.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mereka mengenal Allah di dunia ini, sehingga Allah membuat wajah mereka putih bersinar pada Hari Kiamat, bercahaya, terang, dan aman.
Adapun mereka yang wajahnya menghitam, kegelapan itu berasal dari hati yang penuh dosa dan berpaling, hati yang lebih mengutamakan hawa nafsu daripada petunjuk, perpecahan daripada persatuan, dan kekafiran setelah iman.
Mereka dicela: Apakah kamu meninggalkan cahaya iman setelah cahaya itu datang kepadamu? Apakah kamu menganggap jalan kelalaian menarik meskipun kebenaran sudah jelas? Maka hari ini kamu tidak mendapatkan apa pun selain merasakan azab atas apa yang telah dilakukan hatimu.
Karena pada Hari itu, wajah menjadi cermin hati. Wajah yang menyimpan ketidakadilan, kesombongan, dan kebohongan tidak akan bersinar.
Wajah Putih Bersinar atau Hitam di Hari Kiamat, Ditentukan Sejak di Dunia
Demikian pula hati yang menghalalkan yang haram dan terus menerus durhaka kepada Tuhan Yang Maha Penyayang, atau jiwa yang tidak merasa malu dilihat Allah di tempat yang tidak disukai-Nya.
Dan tidak ada wajah yang menghitam jika hatinya tetap bersih, takut kepada Allah baik di tempat sepi maupun di depan umum, menjauhi dosa karena malu kepada Allah sebelum takut kepada hamba-hamba-Nya, dan berusaha keras melawan hawa nafsunya untuk membuat Allah ridha kepadanya.
Hati menjadi penentu. Jika sehat, bersinar. Jika rusak, menjadi gelap dan tercela.
Berbahagialah orang yang wajahnya diterangi Allah di dunia dan akhirat dengan menyebarkan cahaya Sunnah, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Semoga Allah menerangi wajah orang yang mendengar sesuatu dari kami dan menyampaikannya sebagaimana ia mendengarnya.”
Karena cahaya diberikan kepada cahaya, dan orang yang membawa petunjuk akan memiliki wajah yang berseri-seri pada Hari Kiamat.
Baca juga: Hari Kiamat sangat Dekat
Ayat ini membangkitkan hati dari kelalaiannya: Pilihlah hari ini untuk mendapatkan tempatmu esok, karena pada hari itu tidak ada perubahan dan tidak ada pengembalian.
Barangsiapa menjual surga dengan kesenangan sesaat, maka ia harus berhati-hati jangan sampai dikatakan kepadanya:
“Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.”
Kita berlindung kepada Allah dari hari ketika para penindas dipermalukan, tidak mendapat keamanan, dan dijauhkan dari rahmat Tuhan Yang Maha Pengasih.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa Hari Kiamat adalah hari di mana sifat sejati hati akan terungkap.
Iman bukanlah sekadar kata-kata yang diucapkan, tetapi cahaya yang bersemayam di dalam hati dan bersinar di wajah.
Pilihan dimulai dalam kehidupan ini: hati yang semakin bersih, lalu diterangi oleh ketaatan. Atau hati yang semakin gelap, lalu diselimuti kegelapan dan dan kesedihan karena maksiat yang diperbuat.
Ayat ini membisikkan peringatan: Kerugian sejati adalah ketika seseorang kembali kepada kekafiran setelah merasakan cahaya iman, dan menukar kedekatan dengan Allah dengan kemaksiatan, sehingga berhak mendapatkan wajah yang menghitam dan hinanya hukuman.
Karena Allah Maha Adil, tidak menzalimi siapa pun. Allah hanya memberikan balasan kepada setiap jiwa sesuai dengan apa yang telah dipilihnya untuk dirinya sendiri.
Karena itu, jagalah hatimu pada hari ini, agar Allah melindungi wajahmu esok hari.
Berpegang teguhlah pada cahaya iman dan jangan pernah melepaskannya, agar kamu termasuk golongan orang-orang yang wajahnya putih bersinar dan diselamatkan, bukan golongan orang-orang yang wajahnya menghitam dan binasa.
Ya Allah, jadikanlah wajah kami pada Hari Kiamat putih bersinar dengan cahaya ketaatan kepada-Mu, dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk golongan orang-orang yang akan dikatakan: “Rasakanlah azab akibat kekafiranmu.”
[Sdz]




