HARI kiamat sangat dekat. Seperti dijelaskan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah bersabda, “Ajal kalian dibanding umat-umat sebelum kalian bagaikan jarak antara shalat Ashar dan terbenamnya matahari (Maghrib).” (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim).
Hadits di atas menjelaskan keberadaan manusia dalam hitungan hari dunia. Dan, keberadaan umat Islam dimulai pada waktu Ashar. Sementara, keberadaan umat-umat manusia sebelumnya dimulai sejak Subuh.
Dengan begitu, kiamat berada pada waktu Maghrib. Dan saat ini, masa Rasulullah telah lewat seribu empat ratusan tahun yang lalu.
Baca Juga: Tanda Terakhir Sebelum Hari Kiamat
Hari Kiamat sangat Dekat
Kapan persisnya Kiamat?
Rasulullah pernah ditanya kapan kiamat terjadi. Beliau menjawab, “Tidaklah yang ditanya lebih tahu dari si penanya.”
Si penanya adalah Jibril yang menyamar sebagai seorang laki-laki. Jika malaikat yang paling mulia seperti Jibril dan manusia paling utama, Muhammad saja tidak tahu kapan kiamat terjadi, apalagi manusia biasa seperti kita.
Pengetahuan mengenai persisnya hari Kiamat adalah rahasia Allah swt. Dan hanya Allah yang tahu. Firman Allah. “Manusia bertanya kepadamu tentang hari kiamat. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentangnya hanya di sisi Allah. Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya.” (QS. Al-Ahzab: 63)
Jadi, menyibukkan diri untuk mengira-ngira kapan kiamat datang, merupakan perbuatan yang sia-sia. Inilah keteladanan yang dicontohkan Rasulullah dan para sahabat Rasul.
Ada beberapa orang sebelum generasi kita yang mencoba mengira kapan kiamat akan datang. Di antara mereka adalah:
a. Imam As-Suyuthi, semoga Allah mengampuninya. Beliau membuat kesimpulan dalam kitab al-Kasyf bahwa kiamat akan terjadi pada awal kurun kelima setelah seribu tahun dari masa diutuskan Nabi (atau pada tahun 1400 H). Nyatanya waktu yang telah ia tentukan telah lewat, dan kiamat belum terjadi.
b. As-Suhaili mengumpulkan huruf-huruf yang berada di awal surat-surat dalam Alquran. Lalu, ia kumpulkan huruf yang diulang dan mengambil angka-angka yang diawali oleh huruf-huruf tersebut. Kemudian, berdasarkan hal itu, ia menentukan batas waktu yang hanya beberapa ratus tahun.
Ada juga hadis palsu yang menyebut bahwa umur dunia adalah tujuh ribu tahun, dan kita pada ribuan yang ketujuh. Ibnul Qayyim mengatakan, “Hadis ini tergolong dusta, karena bila benar maka setiap orang tahu bahwa waktu yang tersisa bagi kita adalah 251 tahun (pada saat beliau menulis kitabnya).
Ada juga di antara hadis sahih yang seolah memberikan kabar tentang kapan hari Kiamat, padahal punya penafsiran yang berbeda. Dalam sahih Bukhari dan Muslim diriwayatkan bahwa Abdullah bin Umar r.a. berkata, “Suatu malam di akhir hayatnya, Rasulullah shalat Isya bersama kami.
Setelah mengucap salam, beliau berkata, ‘Sesungguhnya pada seratus tahun ke depan tidak tersisa lagi di muka bumi seorang pun yang ada pada hari ini.”
Hadis sahih ini tidak menunjukkan kapan kiamat. Beliau hanya menunjukkan akhir kurun (satu abad) beliau. Artinya, setelah seratus tahun, semua yang hidup saat Rasulullah bersabda akan meninggal.
Inilah yang dipahami Ibnu Umar dan beliau menerangkannya kepada orang lain saat mereka berbeda pendapat mengenai makna sabda Rasulullah tersebut.
Persis kapannya terjadi Kiamat memang tidak diketahui siapa pun selain Allah. Tapi, Allah memberikan tanda-tandanya. Tanda-tanda inilah yang akan dijabarkan dalam Alquran dan Hadits. [Mh/Cms]