PAHLAWAN yang layak, ditulis oleh Uttiek M. Panji Astuti dalam laman Instagram-nya pada 10 November 2025. Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan 10 gelar Pahlawan Nasional pada peringatan Hari Pahlawan di Istana Negara, Jakarta. [Republika, 10/11].
Ada nama-nama yang dianggap kontroversional dan diperdebatkan, apakah layak mendapat gelar sebagai pahlawan, namun ada juga yang sudah seharusnya mendapat gelar pahlawan sejak lama.
Di antara nama-nama itu, ada satu nama yang menarik perhatian dan sudah selayaknya menyandang gelar pahlawan. Bahkan penghormatan itu terasa “terlambat” karena jasa-jasanya telah mendapat pengakuan internasional sejak lama.
Ia adalah Rahmah El Yunusiyah, pendiri Al-Madrasul al-Diniyyah li al-Banat, Padang Panjang. Sekolah khusus perempuan yang masih eksis hingga hari ini. Ia adalah perempuan pertama yang mendapat gelar kehormatan “Syaikhah” dari Universitas Al Azhar, Kairo, atas perjuangannya mendirikan sekolah tersebut.
Al Azhar Asy Syarief yang telah berdiri sejak tahun 972 M bahkan terinspirasi dari Diniyah Putri Padang Panjang dan baru membuka Kulliyatul Banat, kampus khusus perempuan, di tahun 1962. Berselang 39 tahun sejak Rahmah El Yunusiyah mendirikan sekolahnya pada 11 November 1923.
Perempuan cerdas itu begitu gigih dan bersemangat menuntut ilmu, sekaligus mempunyai banyak guru. Di antaranya, Syaikh Muhammad Jamil Jambek, Syekh Daud Rasyidi, dan Syaikh Latif Rasyidi. Bahkan ia juga berguru pada Haji Rasul atau Abdul Karim Amrullah, ayah Buya Hamka. Tak heran kalau Buya Hamka begitu mengaguminya dan banyak menyebut namanya di dalam tulisan-tulisannya.
Ia berikan semua hartanya untuk mengongkosi sekolah itu. Ketika gempa besar mengguncang Padang Panjang pada tahun 1926 yang menyebabkan bangunan sekolahnya roboh, ia berkeliling ke banyak tempat untuk mendapat dukungan pembangunan kembali sekolahnya, hingga ke negeri jiran, seperti Pinang, Terengganu, Johor, Negeri Sembilan, Selangor, Perak, Pahang, Kelantan, hingga Kedah. Namun secara tegas, ia menolak semua tawaran bantuan dari Belanda.
Tidak berhenti di Padang Panjang, pada 1935 Rahmah mendirikan tiga perguruan putri di Batavia (Jakarta), yaitu di Kwitang, Jatinegara, dan Tanah Abang.
baca juga: Tiga Pahlawan Wanita dari Tanah Minang untuk Indonesia
Pahlawan yang Layak
“Ya Allah Ya Rabbi, bila ada dalam ilmu-Mu apa yang menjadi cita-citaku ini untuk mencerdaskan anak bangsaku terutama para perempuan yang masih jauh tercecer dalam bidang pendidikan dan pengetahuan, maka ridhailah, maka mudahkanlah jalan menuju cita-citaku itu. Ya Allah, berikanlah yang terbaik untuk hamba-Mu yang lemah ini. ~Rahmah El Yunisiyah.
Rahmah El Yunusiyah jelas sangat layak digelari sebagai pahlawan, namun nama-nama kontroversial yang disebut hari ini? Entahlah!
Hari ini, Selamat Hari Pahlawan, 10 November.
Kairo, 10/11/2025
View this post on Instagram





