SULIT mendidik bila ternyata orangtua itu sendiri yang menjadi penghalang untuk proses pendidikan itu sendiri dan tidak mau ikut aturan sekolah. Zaman sekarang memang begitu ..
Bahkan di sekolah kami ada anak enggak naik kelas karena yaa jarang masuk dan lain-lain, dan guru hanya menegur, “Kok kamu telat“ .. sudah dilaporkan polisi bahkan ke KPAI, bahkan kepsek disomasi .. bahkan diceritakan ke mana-mana ..
Lalu bagaimana sikap kami? Sebagai pendidik ..
yaa hanya mengandalkan Alqur’an saja yang hak adalah hak, yang bathil adalah bathil.
Jadi di sini kita harus netral dan tabbayun. Klarifikasi, masalah sebenarnya apa.
Banyak orangtua yang segera emosi, dan bela anaknya dengan membuat image buruk kepada sang guru atau kepsek atau sekolah yang kebetulan dalam hal ini terjadi pada anaknya.
Tapi sebetulnya yang kasihan anaknya, karena anak akan dihujat banyak orang dan juga jadi tidak nyaman bersekolah, tidak punya kenangan masa bersekolah yang wajar anak remaja, apalagi biasanya sang ibu curhat sana sini.
Yang penting sebetulnya introspeksi diri, perbaiki diri dan perbaiki anaknya.
Kalau tidak masuk sekolah, yaa masuklah
Telat bangun, yaa tidur lebih early lah
Kalau merokok di sekolah yaa, hentikanlah
Jadi sulit mendidik bila ternyata orangtua itu sendiri yang menjadi penghalang untuk proses pendidikan itu sendiri dan tidak mau ikut aturan sekolah.
Baca juga: Hadiri Kajian Rutin JISc Bersama Ustad Maulana dengan Tema Mendidik Anak
Sulit Mendidik Jika Orangtua Menjadi Penghalang
Saya perhatikan aturan sekolah dari zaman dulu yaa itu itu saja;
1) Datang tepat waktu
2) dengarkan guru
3) di kelas jangan berisik
4) jangan makan di kelas apalagi di ruang komputer
5) jangan bawa mobil ke sekolah
6) baju masukin
7) pakai baju seragam
8, jangan pakai sendal ke sekolah
9) rambut jangan awut-awutan, jangan gondrong
10) ikut ujian
11) masuk sekolah setiap hari bukan kadang masuk, banyakan tidaknya ..
Sulit mendidik anak bila orangtua tidak tahu bahwa di sekolah itu ada proses pendidikan.
Kalau anak ditegur guru apakah guru tersebut masuk kategori melakukan perundungan kepada si anak?
Kalau melanggar aturan yang jumlahnya cukup banyak dan hampir semua guru mengingatkan, apakah itu berarti semua guru melakukan pembulyan lalu dilaporkan ke polisi, ke KPAI dan bahkan mensomasi?
Semoga Allah melindungi para guru yang mendidik anak enggak cuma soal Matematika saja, tapi juga pembentukan karakter
Yang jadi Pe-er juga untuk Menteri Pendidikan adalah; mendidik orangtua agar memahami proses pendidikan.
Note: KPAI juga harus bijak dalam bersikap. Jangan hanya terima laporan tanpa pernah tabayun ke sekolah yang bersangkutan (dari Jakarta Islamic School).
Kita diam bukan karena takut
Kita diam karena masih banyak agenda pendidikan yang harus dicapai.
Kejar target pembelajaran dan masih banyak anak yang harus dididik. Masih ada 2800 anak lainnya yang harus difikirkan.
Jadi ketika guru di JISc dituduh melakukan perundungan, disomasi bahkan di laporkan polisi, kami memilih untuk mendoakan saja, lalu tetap mendidik anak-anak di depan mata.
Tak ada waktu untuk ke pengadilan dan ke kantor kepolisian untuk menjelaskan ‘aturan sekolah yang harus diikuti semua anak di seluruh dunia’ yaitu masuk sekolah pada waktunya dan belajar di kelas, dan dengarkan guru ketika mengajar.
Bayangkan kalau guru-guru harus bolak balik ke kantor polisi bahkan sidang di pengadilan. Anak-anak di kelas lainnya sama siapa ??? Tolong dong Pak Menteri Pendidikan. Hal ini dibahas dan diselesaikan. Dibuat aturannya ..
Jadi yang membela guru saat ini adalah hati yang ikhlas dan dedikasi.
Tugasku merangkul para guru agar tetap bekerja dengan baik.
Jangan bersedih
Walau airmata kadang jatuh juga
Tapi bisikku, “Ingat anak-anak .. masih banyak anak-anak lain yang harus diperhatikan ..masih banyak kerjaan yang harus dikerjakan. Masih banyak target yang harus dikejar ..”
Wallahu ‘alam
Hanya guru yang sehari-hari mengajar yang akan faham dengan tulisan ini. Bukan KPAI, pengacara atau .. polisi ..
# insert gambar guru-guru saja , agar selalu positive walau hati meringis ..
# Gambar guru JISc ketika ada tugas belajar ke luar negeri. ATM; Amati, Tiru, dan Modifikasi.
Sekalian persiapan Student Immersion Primary Kodam.
Jadi faham khan? Kami tuh sibuk. Enggak sempat ke kantor polisi ~ enggak sempat jawab telpon dari kepolisian. (ini kisah nyata yang dialami kepsek di JISc -ditelpon polisi karena laporan perundungan terhadap anak yang mana anak tersebut sebetulnya terlalu sering tidak hadir di kelas) .Tidak ada yang tahu kejadian sebenarnya kecuali orang-orang di sekolah.