‘SUNGGUH telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…” (QS. Al-Ahzab: 21)
Beliau lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Bertepatan dengan 20 April 570 Masehi. Beliau wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 10 Hijriah di usia 63 tahun.
Mungkin ada perbedaan pendapat di antara para ahli sejarah tentang angka-angka itu. Namun esensi yang sama: adanya sosok uswatun hasanah untuk kita semua.
Para sahabat Nabi adalah generasi yang paling beruntung. Mereka hidup bersama Nabi, belajar langsung dengan Nabi, dan bisa merekam semua keteladanan mulia beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Satu dan dua generasi pun berlalu. Orang-orang cerdas di masa itu, berjuang untuk mencari tahu seperti apa kehidupan Nabi: perkataan Nabi, perbuatan Nabi, dan segala hal yang diajarkan dan diteladani Nabi.
Merekalah para ulama yang disebut sebagai Rijalul Hadis. Mereka berjuang mengumpulkan hadis yang bertebaran di beberapa wilayah yang sangat berjauhan: Madinah, Mekah, Bagdad, Syam, Yaman, dan lainnya.
Karya-karya mereka tersimpan baik dari generasi ke generasi, hingga sampai ke tangan kita. Ada Kitab Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Musnad Ahmad, dan lainnya.
Semua kitab hadis itu seolah merekonstruksi ulang sosok Nabi melalui mozaik perkataan, perbuatan, dan pengakuan para sahabat tentang Nabi. Kumpulan mozaik itu kini telah utuh menggambarkan sosok Nabi.
Kini, semua berpulang kepada kita semua. Apakah sosok mulia itu ingin kita hidupkan dalam setiap langkah hidup kita, atau sekadar kumpulan kitab hadis yang hanya menjadi referensi ilmiah. Kita merujuknya ketika dibutuhkan, dan dibiarkan begitu saja ketika dirasa tak diperlukan.
Zaman memang sudah berubah. Apa yang melingkupi di zaman Nabi jauh berbeda dengan saat ini.
Namun, esensi hidup dari zaman ke zaman tetap sama. Terutama, di masa kehidupan umat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hingga zaman ini akan menemui akhirnya.
Hidupkanlah sunnah Nabi dalam kehidupan kita sehari-hari. Jadikan ruh kehidupan Nabi dalam hati dan gerak kita, bukan sekadar dalam ucapan dan simbol budaya. [Mh]