• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Kamis, 23 Oktober, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Merdeka yang Hakiki: Renungan Ulama di Usia 80 Tahun Indonesia (1)

Agustus 19, 2025
in Khazanah, Unggulan
Merdeka yang Hakiki: Renungan Ulama di Usia 80 Tahun Indonesia (1)

foto: pinterest

72
SHARES
554
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

DELAPAN dekade sudah Indonesia merdeka, namun pertanyaan mendasar masih menggema: sudahkah kita benar-benar merdeka? Dalam “Merdeka yang Hakiki: Renungan Ulama di Usia 80 Tahun Indonesia”, para ulama memaknai kemerdekaan bukan sekadar terbebas dari penjajahan fisik, melainkan kebebasan jiwa, akhlak, dan moral sebagai bangsa yang beriman dan beradab.

Tahun 2025 ini, Indonesia genap berusia 80 tahun sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Sebuah usia yang sudah matang bagi sebuah bangsa.

Delapan dekade bukan sekadar angka, melainkan perjalanan panjang yang penuh darah, air mata, dan pengorbanan.

Kita merayakan dengan upacara, bendera, parade, dan sorak-sorai.

Namun, pertanyaan mendasar selalu layak kita ajukan: sudahkah kita benar-benar merdeka?

Apakah merdeka hanya berarti lepas dari penjajahan Belanda dan Jepang? Ataukah ada makna yang lebih dalam, makna yang menyentuh dimensi jiwa, akal, moral, dan spiritual kita?

Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Sebab jika kita jujur, banyak di antara kita yang masih terjajah oleh nafsu, harta, korupsi, ketidakadilan ekonomi, hingga penjajahan gaya hidup.

Para ulama masyhur sepanjang zaman telah mengajarkan, kemerdekaan bukan hanya status politik, melainkan sebuah keadaan ruhani: bebas dari penghambaan kepada selain Allah, bebas dari nafsu, bebas dari ketidakadilan.

Di momentum HUT ke-80 Republik Indonesia, mari kita resapi kembali makna merdeka melalui kearifan mereka.

1. Merdeka dalam Cahaya Al-Qur’an dan Hadis

Al-Qur’an menegaskan bahwa kemerdekaan adalah fitrah manusia. Allah berfirman:

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ

“Tidak ada paksaan dalam agama.” (QS. Al-Baqarah: 256).

Ayat ini menjadi dasar bahwa manusia diciptakan dengan kebebasan memilih jalan hidupnya. Tidak boleh ada paksaan, karena kemerdekaan adalah hak asasi yang Allah karuniakan.

Dalam ayat lain, Allah mengingatkan:

Merdeka yang Hakiki: Renungan Ulama di Usia 80 Tahun Indonesia (1)

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ

“Tidaklah pantas bagi seorang manusia yang Allah beri kitab, hikmah, dan kenabian, lalu ia berkata kepada manusia: jadilah kamu hamba-hambaku selain kepada Allah.” (QS. Ali ‘Imran: 79).

Artinya, kemerdekaan sejati adalah bebas dari penghambaan kepada manusia atau kekuasaan duniawi, dan hanya tunduk kepada Allah.

Rasulullah pun menegaskan nilai kemerdekaan dan keberanian moral:

أفضل الجهاد كلمة حق عند سلطان جائر

“Jihad yang paling utama adalah berkata benar di hadapan penguasa zalim.” (HR. Abu Dawud).

Merdeka, dalam pandangan Islam, bukan sekadar lepas dari penjajah fisik.

Lebih dari itu, ia adalah kebebasan batin: hanya takut kepada Allah, bukan kepada penguasa zalim, harta, atau tekanan sosial.

Baca juga: Orangtua Berperan dalam Mengenalkan Momen Kemerdekaan

2. Imam Al-Ghazali: Merdeka dari Hawa Nafsu

Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menekankan bahwa musuh terbesar manusia adalah hawa nafsu.

Banyak orang yang secara lahiriah merdeka, tapi jiwanya diperbudak nafsu, syahwat, ambisi, dan cinta dunia.

Menurut Al-Ghazali, hakikat merdeka adalah ketika manusia tidak lagi dikendalikan oleh keinginan rendah.

Orang yang serakah kepada harta, meski bergelimang kekayaan, sesungguhnya budak dari harta itu.

Orang yang mengejar popularitas sejatinya sedang diperbudak oleh pandangan manusia.

Merdeka sejati adalah ketika hati hanya tunduk kepada Allah, bukan kepada nafsu yang menyesatkan.

Refleksi ini begitu relevan: bangsa kita bisa saja merdeka secara politik, tapi jika rakyatnya terjajah oleh konsumtifisme, korupsi, dan hawa nafsu, maka sesungguhnya kita belum merdeka.[Sdz]

Sumber: Madrasatuna

 

Tags: Merdeka yang Hakiki: Renungan Ulama di Usia 80 Tahun Indonesia (1)
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Kimono Hijab Tersedia di Pusat Informasi Wisatawan Harajuku

Next Post

Mengenal Pembajakan Emosi dan Cara Mengatasinya

Next Post
Mengenal Pembajakan Emosi dan Cara Mengatasinya

Mengenal Pembajakan Emosi dan Cara Mengatasinya

Merdeka yang Hakiki: Renungan Ulama di Usia 80 Tahun Indonesia (2)

Merdeka yang Hakiki: Renungan Ulama di Usia 80 Tahun Indonesia (2)

Kita Sampai di Penghujung Bulan Dzulqa'dah

Amalan agar Terbebas dari Neraka (2)

  • Tafsir Al Munir

    Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5067 shares
    Share 2027 Tweet 1267
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7541 shares
    Share 3016 Tweet 1885
  • 12 Adab dalam Majelis Al-Qur’an

    4554 shares
    Share 1822 Tweet 1139
  • Musyawarah Nasional Wanita Al Irsyad Tahun 2025 Bertema Berdaya Juang dan Berkemajuan Tanpa Batas

    70 shares
    Share 28 Tweet 18
  • Gelar Seminar Kebangsaan, KB PII Sulsel Hadirkan Ketua MPR RI

    69 shares
    Share 28 Tweet 17
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3133 shares
    Share 1253 Tweet 783
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1508 shares
    Share 603 Tweet 377
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5119 shares
    Share 2048 Tweet 1280
  • Doa Rabithah dan Keutamaan Membacanya

    2026 shares
    Share 810 Tweet 507
  • Ayat Al-Qur’an tentang Traveling

    392 shares
    Share 157 Tweet 98
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga