SETIDAKNYA 350 pasien gagal ginjal di Gaza menghadapi kematian yang mengancam ketika kompleks medis terbesar di Jalur Gaza mengumumkan penghentian sesi dialisis karena kekurangan bahan bakar.
Pada Selasa pagi (1/7/2025), kepala Kompleks al-Shifa di Kota Gaza mengumumkan bahwa bangsal dialisis akan ditutup sepenuhnya pada siang hari, karena bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan generator telah habis.
“Ini terjadi untuk pertama kalinya sejak dimulainya perang di Gaza,” kata Dr. Muhammad Abu Hassira, seorang spesialis penyakit dalam dan nefrologi di Kompleks Medis al-Shifa, kepada Middle East Eye.
“Selama periode terburuk perang, unit dialisis terpaksa menghentikan operasi beberapa kali selama beberapa hari karena serangan Israel terhadap rumah sakit. Saat ini, rumah sakit masih beroperasi sebagian, tetapi kami tidak dapat menjalankan mesin dialisis karena tidak ada bahan bakar.”
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Rumah Sakit Terbesar di Gaza Terpaksa Menghentikan Layanan Dialisis Akibat Krisis Bahan Bakar
Dr Abu Hassira mengonfirmasi bahwa bangsal dialisis telah ditutup sepenuhnya pada hari sebelumnya, dengan sedikit bahan bakar yang tersisa untuk menjalankan satu generator yang disediakan khusus untuk unit perawatan intensif.
“Pasien gagal ginjal datang hari ini, dan kami terpaksa meminta mereka untuk pulang. Ini berdampak sangat serius pada kesehatan mereka,” imbuhnya.
Pada tanggal 19 Juni, badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa layanan vital akan ditutup dalam beberapa jam lagi.
Baca juga: Direktur Rumah Sakit Gaza Sebut Tak Tahu Alasan Penahanannya Oleh Pasukan Israel
“Kami benar-benar (kecuali situasinya berubah) hanya tinggal hitungan jam lagi dari penurunan yang sangat besar dan penutupan lebih banyak fasilitas jika tidak ada bahan bakar yang masuk atau lebih banyak bahan bakar tidak segera diambil,” kata Olga Cherevko dari kantor koordinasi bantuan PBB, OCHA, dalam sebuah pernyataan.
Menurut OCHA, antara 15 Mei dan 9 Juni, otoritas Israel menolak akses ke Gaza utara sebanyak 14 kali, mencegah pengambilan bahan bakar dan mengakibatkan penjarahan sekitar 260.000 liter untuk menjalankan rumah sakit dan layanan penyelamatan jiwa lainnya.[Sdz]