AKULTURASI antara budaya China dan Indonesia sudah terjadi sejak berabad-abad lalu. Wastra Indonesia juga mendapat pengaruh dari budaya China, misalnya terkait warna merah.
Warna ini punya beragam makna, antara lain keberuntungan dan kekuatan. Dalam budaya Tionghoa, warna merah juga berperan dalam mengusir roh jahat sekaligus memberikan energi positif.
Sementara warna merah yang dikombinasikan dengan emas memberikan makna kekayaan dan kemakmuran.
Hal ini karena dulunya wilayah Indonesia termasuk jalur perdagangan dunia sehingga menjadi lokasi bertemunya beragam budaya, antara lain Belanda, Arab, India, dan China.
Baca juga: Tips Memakai Kebaya agar Terlihat Modern dan Kekinian
Akulturasi Budaya China dan Indonesia Terjadi Berabad-Abad Lalu
Salah satu bentuk akulturasi budaya adalah motif. Contohnya motif naga yang muncul dalam wastra Indonesia.
Dalam budaya China, naga menyimbolkan kekuatan, keberuntungan, dan penguasa alam yang dihormati. Motif lainnya, di antaranya bunga teratai, bunga peoni, burung hong, dan burung kilin. Akulturasi tidak menghilangkan identitas budaya Indonesia, justru memperkaya khazanah budaya.
Meski sempat mengalami tantangan dalam perjalanannya, akulturasi budaya ini tetap bertahan dan bahkan semakin dihargai dalam konteks Indonesia sebagai negara multikultural.
Generasi muda kini mulai menggali kembali akar budaya mereka, termasuk yang berdarah Tionghoa, dengan bangga menunjukkan identitas mereka sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Akulturasi budaya ini adalah bukti bahwa perbedaan dapat melebur menjadi harmoni. Perpaduan ini tidak hanya memperkaya budaya Indonesia, tetapi juga mempererat hubungan antarmasyarakat lintas etnis dan bangsa.
Akulturasi budaya ini telah terbentuk sejak berabad-abad lalu melalui interaksi yang damai dan saling menghormati.
Warisan budaya ini menjadi pengingat bahwa keberagaman bukanlah ancaman, melainkan kekuatan yang patut dijaga dan dirayakan bersama. [Din]