ANTISEMITISME adalah kebencian terhadap komunitas Yahudi. Framing playing victim ini digaungkan Israel seolah merekalah yang patut dikasihani dunia.
Rabu malam kemarin (21/5) seperti babak baru kehidupan para staf kedutaan besar Israel di Amerika. Seorang warga AS bernama Rodriguez menembak mati dua dari mereka. Keduanya tewas ditembak saat keluar dari Museum Yahudi di Washington DC.
Polisi berhasil menangkap pelaku. Saat tertangkap, pelaku berteriak, “Free Palestine!”
Tak berselang lama dari peristiwa yang menyentak para pejabat Israel dan AS itu, para pejabat kedua negara menggaungkan senandung playing victim: antisemitsme.
Antisemitisme adalah kebencian dan ketidaksukaan terhadap komunitas Yahudi. Istilah ini bukan sembarang istilah. Sepertinya memang sudah disiapkan sebagai ‘perang opini’ bahwa Yahudi selalu dizalimi oleh dunia.
Istilah ini sudah menggema di dunia sejak berabad-abad lalu. Dan puncaknya pada peristiwa ‘dongeng’ holocaust di Jerman pada awal abad ke-19.
‘Dongeng’ Holocaust ingin mengatakan bahwa Yahudi itu korban, bukan pelaku. Yahudi itu sebenarnya tidak jahat, mereka hanya difitnah, dan seterusnya.
Kini, dunia bisa menyaksikan sendiri fakta yang sebenarnya. Siapa pun yang masih memiliki sisa nurani kemanusiaan tidak akan tega dengan apa yang terus terjadi di Gaza, Palestina: genosida!
Mereka pun menjelaskan, jangan samakan Yahudi dengan Israel. Memang, Yahudi tidak sama dengan Israel. Tapi, di balik ungkapan ini mengandung pesan bahwa Israel itu hanya Netanyahu, sementara warga Israel termasuk tentaranya hanya warga Yahudi.
Belum jelas siapa sosok Rodriguez, sang penembak. Tapi, peristiwa ini bukan yang pertama. Ekspresi kemarahan dunia termasuk di AS dan Eropa terhadap Israel sudah setahun ini berlangsung.
Namun, mereka seperti ‘terkungkung’ dengan senandung playing victim: antisemitisme.
Tuduhan antisemitisme terhadap Rodriguez sebenarnya tidak tepat. Karena, yang ditembak mati oleh pelaku bukan komunitas Yahudi. Tapi, staf kedubes Israel di Washington DC.
Biar Israel belajar mandiri tentang hukum sebab akibat. Kalau tidak mau dimusuhi, jangan memusuhi tanpa adab. Kalau tidak mau dibantai, jangan hobi membantai kaum yang lemah: anak-anak dan wanita Palestina. [Mh]