IBNUL Qayyim rahimahullah berkata, “Keburukan zina bisa dilihat dari bagaimana Allah menentukan hukumannya yang juga buruk, yaitu membunuh mereka dengan cara yang paling keji, paling susah, dan paling memalukan.
Allah memerintahkan agar pelaksanaan hukumannya disaksikan oleh semua orang.
Di antara keburukan zina yang lain adalah bahwa Allah juga mengidentikkannya dengan perilaku binatang yang tak berakal.
Disebutkan oleh Bukhari dalam kitab Shahih-nya, diriwayatkan dariAmr ibn Maimun, ia berkata, ‘Pada zaman Jahiliyah, aku melihat seekor kera berzina dengan kera lainnya, kemudian kera-kera yang lain berkumpul untuk merajam mereka sampai kedua kera itu mati. Aku termasuk orang yang ikut merajam mereka’.”
Ibnul Qayyim melanjutkan, “Zina menggabungkan semua sifat buruk, seperti kurangnya agama, hilangnya kewara’an, rusaknya harga diri, dan minimnya rasa cemburu.
Anda tidak akan pernah melihat seorang pezina yang wara’, menepati janji, jujur, dan menjaga persahabatan, atau memiliki rasa cemburu terhadap keluarga dan istrinya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bagi orang semacam ini, murka Allah layak menimpa, sebab ia telah merusak istri dan keluarganya.
Akibat lain dari zina adalah wajah pelakunya akan berubah menjadi hitam, kelam, selalu murung dan menyebalkan, sinar wajahnya redup sehingga terlihat kusut.
Selain itu, ia akan mengalami kemiskinan, harga dirinya hilang di depan manusia maupun di hadapan Allah, nama baiknya terenggut, kesucian, kebaikan, dan keadilannya tercerabut.
Yang hinggap pada dirinya adalah kebalikan dari semua sifat baik di atas. Ia kotor, fasik, hina, dan pengkhianat.
Selain itu, predikatnya sebagai mukmin akan hilang, seperti ditegaskan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadisnya, “Tidaklah seorang pezina berzina dalam keadaan mukmin.”
Zina merupakan Gabungan dari Semua Sifat Buruk (1)
Baca juga: Hukum Menikahi Wanita yang Dizinahi
Berzina juga menyebabkan pelakunya menjadi penghuni tempat pembakaran, yang di dalamnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat banyak pezina lelaki dan perempuan.
Seorang pezina juga kehilangan predikat baik dirinya, yang oleh Allah disebut sebagai orang yang suci.
Ia telah menggantinya dengan keburukan, seperti yang ditegaskan Allah dalam firman-Nya, “Wanita-wanita yang tidak baik adalah untuk lelaki yang tidak baik, dan lelaki yang tidak baik adalah buat wanita-wanita yang tidak baik (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik, dan lelaki yang baik adalah untuk wanila-wanita yang baik (pula).” (QS. An-Nur: 26).
Bagi setiap orang yang buruk, Allah menjauhkan surga darinya.
Surga itu tempat bernaung bagi orang-orang yang baik, ia tidak dimasuki kecuali oleh orang-orang baik saja.
Bagi para pezina, Allah memberikan karakter khusus berupa kebuasan dan keganasan yang tampak di hati dan wajahnya.
Orang yang suci pada wajahnya terpancar keindahan, di hatinya ditemukan kelembutan.
Orang yang bergaul dengan orang baik akan menemukan kelembutan tersebut pada diri orang itu.
Sementara itu, seorang pezina wajahnya tampak buas dan binal.[Sdz]
Sumber: Buku Bekal Pernikahan karya Syaikh Mahmud Al-Mashri.