JIKA setan dibelenggu saat Ramadan, mengapa tetap terjadi perselingkuhan?Cahyadi Takariawan mengulas hal ini.
Pada bulan Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Nabi saw bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila Ramadan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu” (HR. Bukhari, no. 1899 dan Muslim, no. 1079).
Jika kita berselancar ke situs-situs berita online, dengan mudah kita temukan berita-berita perselingkuhan. Bahkan ketika di bulan Ramadan. Rupanya, Ramadan tak menghentikan perbuatan maksiat. Pasangan selingkuh tetap melakukan aktivitas perselingkuhannya.
Berikut saya berikan lima contoh saja judul berita di situs online, terkait kejadian perselingkuhan di bulan Ramadan. Sengaja tidak saya cantumkan link berita terkait; karena hanya ingin menunjukkan contoh saja.
(1) Asyik Mesum di Bulan Puasa, Pasangan Selingkuh Digerebek Warga
(2) Nekat Berzina Dua Kali di Bulan Puasa, Pasangan Selingkuh ini Digrebek
(3) Selingkuh di Bulan Ramadan, Ditangkap di Hotel
(4) Ketahuan Berzina Subuh Hari di Bulan Ramadan
(5) Bukannya Ibadah, Pasangan Ini Malah Selingkuh di Bulan Puasa
Bukankah ini sangat mengerikan? Pada bulan Ramadan, siangnya semua umat Islam diperintahkan untuk menahan diri dari makan, minum dan hubungan suami istri (yang sah).
Malamnya dianjurkan untuk menjalankan shalat tarawih dan memperbanyak membaca serta tadarus Al-Qur’an. Namun ada saja orang yang melakukan perselingkuhan dan kemaksiatan.
Mengapa masih ada kemaksiatan, jika setan-setan telah dibelenggu dan diikat dengan rantai? Berikut jawaban dari Imam Al-Qurthubi. Menurut beliau, makna setan dibelenggu di bulan Ramadan, ada tiga kemungkinan.
Pertama, setan dibelenggu dan diikat dengan rantai dari orang yang menjalankan puasa dengan benar. Adapun untuk mereka yang tidak menjalankan puasa dengan benar, maka setan tidaklah terbelenggu darinya.
Apa yang dimaksud dengan menjalankan puasa dengan benar? Tentu saja sejak benar niatnya, dan benar dalam pelaksanaannya. Nabi saw bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).
Kedua, seandainya dikatakan bahwa setan tidak mengganggu orang yang berpuasa, tetap saja maksiat bisa terjadi dengan sebab-sebab lain.
Misalnya dorongan hawa nafsu yang selalu mengajak pada kejahatan, kemaksiatan, dan perbuatan dosa lainnya. Hawa nafsu yang ada dalam diri manusia, sudah memiliki kecenderungan untuk mengikuti hal-hal yang menyenangkan diri sendiri.
Pada orang-orang yang telah memiliki kebiasaan maksiat dan telah menikmati tindakan maksiat dalam masa yang panjang serta tidak bertaubat, maka kebiasaan maksiat tetap bisa terjadi kendati setan-setan sedang dibelenggu. Tanpa menunggu diganggu setan, mereka telah terbiasa menikmati tindakan kemaksiatan.
Ketiga, setan yang diikat adalah “umumnya setan” dan yang memiliki pasukan. Sedangkan setan yang tidak memiliki pasukan tidaklah dibelenggu.
Baca juga: Suamiku Berselingkuh, Aku Balas Berselingkuh
Jika Setan Dibelenggu Saat Ramadan, Mengapa Tetap Terjadi Perselingkuhan?
Jika menggunakan kemungkinan makna yang ketiga ini, maka berarti masih ada setan berkeliaran selama Ramadan. Wajar jika masih banyak manusia tergoda setan.
Dengan demikian, masih terjadinya perselingkuhan dan perzinahan di bulan Ramadan, bisa didekati dari tiga kemungkinan makna yang dijelaskan di atas.
Jika menggunakan pendekatan pertama, mungkin pasangan selingkuh ini tidak menjalankan puasa dengan benar, maka mereka tetap diganggu setan.
Jika menggunakan pendekatan kedua, artinya pasangan selingkuh ini tidak kuasa melawan dorongan hawa nafsu mereka. Mungkin pula perselingkuhan sudah terjadi dalam waktu lama sehingga telah menjadi kebiasaan. Maka Ramadan tak bisa menghentikan tindakan selingkuh, karena sudah menjadi kebiasaan.
Jika menggunakan pendekatan ketiga, artinya pasangan selingkuh ini diganggu oleh setan yang tak memiliki pasukan. Setan yang kesendirian ini, masih leluasa berkeliaran mencari mangsa, yaitu manusia lemah iman yang mudah terkena goda.
Waspadalah, waspadalah, waspadalah.[ind]