USTAZ Cahyadi Takariawan menjelaskan bahwa dalam sebuah muamalah bukan soal besaran dari amal kebaikan, tapi ketulusannya.
Beberapa kalangan manusia ada yang mampu melakukan banyak kebaikan dalam nilai yang besar dan hebat. Seperti Utsman bin Affan yang sangat dermawan.
Dikisahkan, saat Perang Tabuk, Utsman menyediakan 300 ekor unta dan 1.000 dinar dari harta pribadinya untuk perbekalan perang.
Utsman bin Affan membeli sebuah sumur milik orang Yahudi di Madinah dan diwakafkan untuk kepentingan umat Islam hingga hari ini.
Sumur tersebut sudah berusia lebih dari 1.400 tahun, namun masih mengalirkan air dan dimanfaatkan masyarakat sekitar.
Utsman adalah saudagar kaya yang sangat dermawan, dan mudah memberikan banyak bantuan kepada umat Islam.
Namun, tidak semua orang mampu seperti Utsman, kendati ingin melakukannya. Kebaikan yang dilakukan Utsman memang sungguh luar biasa.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Namun jika kita tak mampu menyamai atau mendekati Utsman, janganlah berputus asa.
Tetaplah melakukan kebaikan, sesuai dengan kemampuan.
Terkait amal kebaikan, sebenarnya yang paling penting bukanlah besarannya.
Namun rutinitas atau kesinambungannya. Allah menyukai amal kebaikan yang rutin dan berkesinambungan, meskipun sedikit atau kecil.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang rutin dilakukan meskipun sedikit”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Jika tidak memiliki harta yang banyak, kita tetap bisa berbagi dan peduli, sesuai kondisi.
Bukan Soal Besaran Amal Kebaikan, Tapi Ketulusannya
Baca juga: Amalan Tersembunyi Seorang Pemuda
Andai hanya memiliki sebutir kurma, dengannya kita bisa berbagi kepada orang lain yang memerlukannya.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Selamatkanlah diri kalian dari neraka walau hanya melalui sedekah dengan sebelah kurma” (HR. Bukhari no. 1417).
Sebelah bagian kurma pun bisa menyelamatkan seseorang dari api neraka. Mengapa memberi hanya sebelah bagian? Karena hanya itu yang bisa ia lakukan.
Allah memberikan penghargaan bukan saja kepada mereka yang memiliki banyak fasilitas.
Dengan kondisi terbatas sekalipun, amal manusia memiliki nilai di hadapan Allah Ta’ala.
Jika kita memiliki kesempatan untuk melakukan kebaikan, lakukan saja tanpa harus menunggu kesempatan besar.
Ada hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari yang bisa kita lakukan.[Sdz]