BERLATIHLAH memanah dan jangan tinggalkan. Abu Ayyub al-Anshari Radhiyallahu’anhu yang legendaris dengan sahabatnya ‘Uqbah bin Amir al-Jumahi Radhiyallahu’anhu yang jago memanah.
Dari Khalid bin Zayd al-Anshari (Abu Ayyub) Radhiyallahu’anhu diriwayatkan sebuah hadis yang agak panjang yang penuh hikmah. BismilLaahir Rahmanir Rahiim:
كُنْتُ مَعَ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ وَكَانَ رَجُلًا يُحِبُّ الرَّمْيَ إِذَا خَرَجَ خَرَجَ بِي مَعَهُ
“Saya pernah bersama Uqbah bin Amir Al Juhani, Ia adalah seorang laki-laki yang menyukai panahan. Jika ia keluar, maka ia selalu keluar bersamaku.”
Keahlian memanah memerlukan teman dekat (partner) sebagaimana Khalid bin Zayd al-Anshari dan ‘Uqbah bin Amir al-Juhani, Radhiyallahu’anhuma
فَدَعَانِي يَوْمًا فَأَبْطَأْتُ عَلَيْهِ فَقَالَ
Pada suatu hari ia, mengajakku dan aku menolak ajakannya, maka ia berkata,
Di antara para sahabat juga terjadi rasa jenuh dalam belajar dan melatih panahan.
تَعَالَ أَقُولُ لَكَ مَا قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا حَدَّثَنِي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
Kemarilah, saya akan mengatakan apa yang telah dikatakan dan diceritakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepadaku, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Di antara para sahabat biasa saling menasihati dalam kebenaran, dengan kesabaran, serta melalui cara yang penuh kasih sayang.
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُدْخِلُ بِالسَّهْمِ الْوَاحِدِ ثَلَاثَةَ نَفَرٍ الْجَنَّةَ
Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla akan memasukkan tiga orang ke dalam surga lantaran satu anak panah.
Baca Juga: Pentingnya Memanah dalam Sejarah Islam
Berlatihlah Memanah dan Jangan Tinggalkan
Sungguh jalan untuk mendapatkan kebajikan itu lebih banyak daripada godaan kepada kemaksiatan, asal mukmin itu mau mencari tahu!
صَانِعَهُ الْمُحْتَسِبَ فِي صَنَعْتِهِ الْخَيْرَ وَالرَّامِيَ بِهِ وَمُنْبِلَهُ
Yakni, orang yang membuatnya dengan berharap memperoleh kebaikan, orang yang memanahkannya dan orang yang menyiapkannya.
Membuatnya adalah mendorong industri persenjataan di kalangan Kaum Muslimin.
memanahnya adalah mendorong keahlian memanah (seni perang perorangan) bagi setiap muslim.
Dan menyiapkannya adalah mendorong persiapan logistik bagi mereka yang bertugas pada lini belakang perjuangan umat dengan makna yang seluas-luasnya!
وَقَالَ ارْمُوا وَارْكَبُوا وَلَأَنْ تَرْمُوا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ تَرْكَبُوا وَلَيْسَ مِنْ اللَّهْوِ إِلَّا ثَلَاثٌ تَأْدِيبُ الرَّجُلِ فَرَسَهُ وَمُلَاعَبَتُهُ امْرَأَتَهُ وَرَمْيُهُ بِقَوْسِهِ
Beliau juga bersabda: “Berlatihlah memanah dan berkuda. Dan jika kalian memilih memanah, maka hal itu lebih aku sukai daripada berkuda.
Dan tiga hal yang tidak termasuk sia-sia; latihan berkuda, senda gurau bersama isteri dan melepaskan panah dari busurnya.”
Berlatih memanah serta berkuda disejajarkan Rasulullah dengan senda gurau bersama isteri menunjukkan pentingnya keharmonisan rumah-tangga setiap Muslim.
Mungkin juga Nabi memberi isyarat perlunya berlatih memanah bersama isteri dan keluarga.
وَمَنْ تَرَكَ الرَّمْيَ بَعْدَمَا عُلِّمَهُ رَغْبَةً عَنْهُ فَإِنَّهَا نِعْمَةٌ تَرَكَهَا
“Barangsiapa meninggalkan melempar panah setelah diajari karena berpaling darinya maka sungguh itu merupakan nikmat yang ia tinggalkan.”
Rasulullah juga mengingatkan kita agar tidak menyia-nyiakan keahlian memanah (dan lainnya) dengan berhenti berlatih. (HR Ahmad no. 16697).[ind]
Sumber: Agung Waspodo, practice makes perfect!