DALAM peristiwa Isra Mikraj, sesungguhnya Allah punya kuasa untuk mengangkat Rasulullah dari kota Makkah langsung ke Sidratul Muntaha. Tetapi mengapa Allah “transit”kan Rasul ke Masjid Al-Aqsa terlebih dahulu? Salah satu hikmahnya adalah untuk mengingatkan bahwa Masjid Al-Aqsa adalah tempat yang sangat penting sehingga umat Islam tak boleh melupakannya. Demikian disampaikan oleh Ketua Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al-Aqsa (KPIPA), Nurjanah Hulwani, pada peringatan Isra Mikraj, Sabtu (1/2) di Jakarta.
Dalam acara yang merupakan kolaborasi dari KPIPA dan Koalisi Daiyah tersebut, Nurjanah mengingatkan bahwa dalam peringatan Isra Miraj tidak cukup hanya membahas solat. Tetapi perlu membahas tempat ketika kewajiban solat diturunkan. Dan saat ini tempat tersebut dinodai, warga Al-Quds tidak bebas beribadah dan belum merdeka.
“Masjid Al Aqsa ini dimuliakan oleh Allah. Ia merupakan kiblat pertama umat Islam dan sekarang menjadi pusat perjuangan umat. Masjid yang menjadi tempat Mikraj ini berada di Palestina, negeri para Nabi. Karena itu, setiap muslim punya kewajiban membebaskannya,” tutur Nurjanah.
Di hadapan 250 anggota Majelis Taklim se-Jabodetabek, Nurjanah menyebut bahwa ada tiga peran umat Islam dalam membebaskan Al Aqsa. Pertama, melakukan edukasi dengan menjelaskan kepada yang belum tau. Kedua, menggalang donasi. Dan terakhir, mendoakan.
Narasumber kedua dalam acara ini, Sundus Ashor yang merupakan warga Palestina, juga mengatakan hal yang serupa. Ia menjelaskan mengapa sejak awal Allah menetapkan Masjid Al Aqsa sebagai kiblat, dan tidak langsung menunjuk Ka’bah.
“Itu adalah cara Allah menunjukkan bahwa Masjid Al Aqsa adalah milik seluruh umat Islam. Allah ingin memperlihatkan betapa penting kedudukannya di dalam Islam,” terangnya.
Sambil menayangkan video sebagai bukti, Sundus menceritakan berbagai kejahatan yang dilakukan tentara dan warga Israel terhadap Masjid Al Aqsa dan penduduk Palestina.
“Mereka mengusir dan melarang orang Islam solat dan beribadah di Masjid Al Aqsa. Mereka juga menjatuhkan bom di sana. Kemudian melakukan penggalian di bawah masjid, lalu membangun tempat untuk ibadah orang Yahudi yang dinamakan Haikal Sulaiman,” katanya.
Ia kemudian menyeru kepada umat Islam untuk membela Baitul Maqdis dan penduduknya yang sedang menderita.
Tak ketinggalan, Ketua Koalisi Daiyah yang juga ketua panitia acara, Eva Muzlifah, mengajak peserta untuk bersama-sama berjuang membebaskan Masjid Al Aqsa. Ia mengingatkan jika kewajiban membebaskan kiblat pertama umat Islam itu sama seperti kewajiban menunaikan solat lima waktu. [Mh/KPIPA]