Aneh-aneh saja ada manusia yang memprediksi kematiannya di tahun 2085. Apalagi ia membuat batu nisannya sendiri. Enggak tanggung-tanggung dua batu nisan setinggi 11 meter dan lebar 2 meter tersebut selesai sejak dua bulan lalu. Dua nisan itu berjarak sekitar 10 meter dan dibangun di atas lahan sawah milik Bintaos.
Menurut Nur Bintaos bangunan tersebut belum sepenuhnya rampung. Rencananya dua batu nisan itu akan dibangun undak-undak di empat sisi. Di atasnya akan diletakkan patung pria dan wanita dalam posisi berdoa.
Dengan dibangunnya makam untuk dirinya, ia berharap anak cucuknya mendoakan dirinya ketika meninggal.
"Apa yang saya dilakukan tidak menyalahi aturan dan agama. Tak ada niatan untuk melanggar agama. Ya semata-mata hanya untuk mempersiapkan kematian saya nanti. Dimana saya memprediksi akan meninggal dunia pada tahun 2085," tutur pria kelahiran 1976 itu dilansir Liputan 6.
Menurut mantan napi kasus penipuan dan penggandaan uang itu, ia sengaja membuat nisan dan makam sebesar itu agar tidak mudah rusak.
"Jika menggunakan batu nisan berukuran biasa akan hilang dan rusak. Dua tahun sudah dilupakan oleh anak cucu. Karena itu saya menyiapkan pemakaman saya sendiri, karena khawatir mereka tidak mampu," tuturnya.
Jika secara logika, Bintaos membuat makam tersebut tidak masuk akal. Selama ini kita menganggap makam dibangun itu ketika sudah meninggal. Apalagi Bintaos sudah memprediksi kematiannya 4 Agustus 2085.
Kita tahu tidak ada yang bisa memprediksi kematian, karena Alloh SWT yang mengetahui umur seseorag.
" Tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yg akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”( QSLuqman:33-34)
Apalagi seorang Nur Bintaos yang penuh dosa dan kealpaan. Sehingga bisa dikatakan apa yang dilakukan Bintaos hanyalah kesia-siaan belaka. Apalagi menghabiskan dana sampai 150 juta untuk membangun sebuah nisan, belum termasuk pemugaran makam yang direncanakan olehnya.
Nabi SAW mengajarkan kuburan yang benar tanpa dibangun, dikeramik, ditulisi, ditinggikan kecuali hanya sejengkal, dan tanpa disembah atau diagungkan.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang mengapur kuburan, duduk di atasnya, dan membuat bangunan di atasnya,” (HR Muslim).