HUSBANDLESS. Yaa …Kayak punya suami tapi kayak enggak punya suami, perannya sebagai suami enggak ada.
Bahkan ketika dia meninggal pun biasa saja, kehidupan berjalan lancar dan normal saja.
Ada dan tidak ada sama saja.
Sudah hilang peran sebagai seorang suami.
Dari sejak cari nafkah, Menentukan kegiatan, Pergi ke mana, Mau naik apa, Anak sekolah di mana, Semua istri yang kuasai. Suami tak mau tahu.
Peran suami sungguh tak ada.
Dia tidak mengayomi. Juga tidak menafkahi. Tidak juga mencintai. Jadi bagaimana cara menghargai?
Banyak istri meneruskan rumah tangga yang husbandless lebih karena malu dengan gelar janda dan utamanya sih lebih kepada anak-anak yang malu kalau tidak punya bapak.
Mengapa terjadi husbandless?
Karena pola asuh sejak masih kecil sehingga rasa tanggung jawab tidak ada. Anak mama, anak manja ya biasanya akan menghasilkan product husbandless. Lupa dirinya itu suami, yang akan diminta pertanggungjawaban.
Juga amanah yang seringkali dilupakan sehingga tidak merasa itu adalah amanah.
Dan semua ini membuat sang suami tidak tahu bagaimana harus berperan sebagai suami, apalagi bila tidak ada contoh dari orangtuanya.
Baca juga: Ummu Salamah, Wanita yang Dinikahi untuk Memenuhi Hak Suaminya
Husbandless
Agar tidak husbandless, baiknya dididik sejak masih kecil untuk amanah. Mengenal dirinya dan mengenal perannya.
“Man arrofah nafsahu waqad arrofah Rabbahu“
(Barang siapa mengenal dirinya akan mengenal Rabb-Nya)
Dengan menjalankan amanah, maka semua orang akan bisa menjalankan kewajiban semaksimal mungkin.
Juga harus dibentuk jiwa leadership.
Kepemimpinan.
Memimpin keluarga bisa dilatih dari sejak kecil, memimpin angggota kelas atau anggota dalam club.
Akan terdapat jiwa mengayomi, take over responsibility, take inisiatif, mengalah pada wanita, diam bila situasi memanas, mengatasi permasalahan bukan mencari kambing hitam, bersikap bijaksana. Problem solver bukan trouble maker.
Bahagialah bila memiliki pria-pria seperti ini dalam hidup kita. Didoakan agar tidak pindah ke lain hati sehingga akan membuat jadi husbandless karena hawa nafsu.
Dan didoakan agar istiqomah dan tetap still on the track (membawa anak istri sampai ke surga). Rumah di dunia dan rumah di surga.
Bagaimana mendapatkannya? Mintalah pada Allah. Karena Dia yang memiliki segalanya.
Jangan berspekulasi dan jangan juga mengambil husband orang (yang kadangkala rumput tetangga terlihat lebih baik dari rumput sendiri).
Naudzubillah.
Remember:
Annisa: 34
“Ar-rijalu qawwâmuna ‘alan-nisã’i bima faddalallähu ba’dahum ‘ala ba’diw wa bima anfaqu min amwalihim, fas-salihatu qanitatun hafizatul lil-gaibi bimã hafizallãh, walläti takhafuna nusyuzahunna fa’izuhunna wahjurhunna fil-madaji’ wadribuhunn, fa in ata’nakum fa la tabu ‘alaihinna sabilã, innallaha kana ‘aliyyang kabirā”.
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.
Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuz-nya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari ialan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
𝑭𝒊𝒇𝒊. 𝑷. 𝑱𝒖𝒃𝒊𝒍𝒆𝒂 𝑺𝑬, 𝑺.𝑷𝒅, 𝑴.𝑺𝒄 , 𝑷𝒉.𝑫 (𝑶𝒌𝒍𝒂𝒉𝒐𝒎𝒂, 𝑼𝑺𝑨)
Founder of Jakarta Islamic School
“𝗠𝗲𝗻𝗱𝗶𝗱𝗶𝗸 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗖𝗮𝗿𝗮 𝗜𝗯𝘂”
Further Information:
0811-1277-155 ( Fullday)
0899-9911-723 (Boarding)