ChanelMuslim.com – Untuk mengantisipasi kekerasan terhadap anak, orangtua harus belajar bagaimana menjadi orangtua yang baik. Dengan persiapan mental yang baik, niscaya tidak akan terulang kasus penelantaran anak yang dilakukan orangtuanya.
Psikolog dari Universitas Indonesia (UI), Dewi Haroen menyarankan agar orang tua mengikuti kursus kilat bagaimana menjadi orang tua yang baik. Sehingga, mereka tidak lantas mengorbankan anak ketika dalam kondisi down akibat kehidupan sosial atau kondisi ekonomi.
“Gaya hidup sudah berubah sekali saat ini dan ditambah mental orangtua tidak siap. Masyarakat saat ini juga tidak care dan mau tanya ke siapa juga gengsi,” kata Dewi, di Depok, Senin (18/5/2015).
Kursus singkat itu, kata dia, bisa dimulai dari tingkat terkecil mulai dari Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), RT dan RW. Dengan demikian, orang tua bisa memahami posisinya dan mendidik anak dengan cara seharusnya.
“Peningkatan fungsi PKK, RT dan RW juga sebagai deteksi jika terjadi permasalahan dalam kehidupan sosial masyarakat,” saran dia.
Dengan kondisi kehidupan sosial saat ini yang tanpa sandaran sosial menyebabkan orangtua menjadi depresi. Dan ketika kondisi itu, tentunya sangat tidak menguntungkan posisi anak yang lebih lemah.
“Mental orang tua yang tidak siap yang menyebabkan banyak terjadi kasus seperti ini. Orangtua mungkin depresi dengan kondisi yang hedon,” ujarnya.
Hedon Penyebab Depresi
Terjadinya kasus penelantaran anak dan penyiksaan disebabkan ketidaksiapan mental orang tua. Hal itu disebabkan kehidupan yang sangat hedon belakangan ini. Dimana masyarakat hanya mengutamakan materi dan menandakan keberhasilan dengan materi.
“Padahal hakikinya tidak perlu semua itu untuk mendidik anak. Harusnya back to nature, menjadi orang tua itu apa sih?” tandas Dewi Haroen.
Menurutnya, dengan kondisi kehidupan sosial saat ini yang tanpa sandaran sosial menyebabkan orang tua menjadi depresi. Ketika kondisi itu, tentunya sangat tidak menguntungkan posisi anak yang lebih lemah.
“Mental orangtua yang tidak siap yang menyebabkan banyak terjadi kasus seperti ini. Orangtua mungkin depresi dengan kondisi yang hedon,” jelasnya.
Dia menilai, pengaruh gadget sangat besar dalam perubahan kehidupan yang hedonis saat ini. Orangtua berpacu mengejar materi untuk kebutuhan hidup, sedangkan anak mereka dibiarkan begitu saja.
Ada pula orangtua yang hanya mengandalkan asisten rumah tangga untuk mengurus anak-anak. “Gaya hidup berubah sekali dengan gadget. Mendidik bagi mereka menjadi sangat sulit karena terorientasi pada materi,” tutupnya. (nf)