MENJADI keluarga anti stres bagi anak, tulisan ini dikirim oleh Motivator Parenting dari Rumah Pintar Aisha, Randy Insyaha.
Ada anak remaja yang bunuh diri melompat dari gedung tinggi di sekolahnya karena di-bully. Ada remaja yang menggantung diri karena di-bully juga.
Ada remaja yang nekat merampok dan membunuh orang yang dirampok karena di-bully tidak memiliki HP.
Semua kasus ini adalah potret kecil dari sekian banyak kasus bunuh diri dan kenakalan pada remaja. Kasusnya cukup besar terjadi di Indonesia.
Anak remaja memiliki kondisi emosi yang lebih dominan daripada akal dan anak remaja juga membutuhkan pengakuan dan penerimaan di lingkungannya.
Jika orang-orang di sekitarnya menolak, di lingkungan keluarga atau teman pergaulannya menolak maka akan membuat anak remaja stres, depresi dan terpuruk.
Salah satu bentuk tidak diterima diri seseorang adalah saat ia menjadi korban pem-bully-an yang sebagian besar dilakukan oleh teman-temannya bahkan banyak juga yang dilakukan oleh keluarganya, kakaknya, om dan tantenya ataupun orang tuanya sendiri.
Remaja adalah usia transisi dari masa anak-anak menjadi dewasa dan remaja itu masa paling rawan sehingga tidak boleh dilepas, butuh pendampingan terutama pendampingan dari orang tua dan gurunya di sekolah.
Peran keluarga sangat penting untuk mengetahui masalah yang terjadi pada anak.
Beban masalah yang tersimpan dalam diri anak perlu dikeluarkan tidak boleh terus tersimpan lalu menumpuk dan lama-lama akan meledak dan terjadilah kasus bunuh diri atau kenakalan remaja lainnya.
Mereka perlu mengeluarkan beban emosinya yang saat ini masih dipendam.
Anak butuh didengar, butuh kebersamaan dan kehangatan keluarga bukan hanya difasilitasi dengan berbagai kebutuhan materi sedangkan orang tua sibuk sendiri.
Orang tua harus membuka komunikasi dengan anak. Orang tua tidak boleh otoriter, hanya menasihati anak. Orang tua perlu mendengarkan keluh kesah anak.
Biarkan anak bercerita, orang tua mendengarkan. Mereka butuh telinga untuk mendengarkan keluh kesahnya, melonggarkan himpitan hatinya.
Salah satu obat anti stres bagi anak adalah telinga orang tuanya yang mau mendengarkan curhatannya.
baca juga: Stress Masalah Keluarga? Coba 11 Langkah Ini
Menjadi Keluarga Anti Stres Bagi Anak
Jadi solusi yang pertama adalah orang tua yang empati dan menyiapkan telinga untuk mendengarkan curhatannya.
Kedua, ciptakan keluarga yang hangat, nyaman bagi anak, vibrasi semangat, bahagia dan selalu dirindukan oleh anak.
Orang tua perlu memainkan peran sebagai layaknya teman bagi anak. Orang tua harus bisa menjadi sahabat anak.
Tidak mengapa orang tua ngobrol hal-hal yang anak sukai, misalnya ngobrol tentang bola jika anak suka bola, ngobrolin game jika anak suka game tertentu atau ngobrolin hal-hal yang anak sukai.
Orang tua perlu meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas bersama anak misalnya bersepeda bersama, makan bersama, memasak bersama dan aktivitas lainnya.
Di waktu malam menjelang tidur, ajaklah anak berdialog dari hati ke hati. Orang tua perlu membuka diri untuk menampung curhatan.
Jika orang tua dekat dengan anak, terjalin ikatan hati dengan anak (bonding) maka anak akan merasa nyaman, tenang dan tentram bersama orang tuanya.
Anak bisa terbuka, curhat kepada orang tuanya. Saat anak memiliki ikatan hati yang baik dengan orang tuanya, merasa nyaman, merasa orang tuanya hadir dan senantiasa memberi support, sebenarnya 50% masalah anak remaja itu sudah bisa diselesaikan.
Ketiga adalah internalisasikan dalam pikiran anak bahwa Allah tempat mengadukan keluh kesah. Allah sumber solusi dari berbagai masalah.
Allah adalah tempat curhat terbaik. Bantu anak untuk belajar bersandar hanya kepada Allah saat menghadapi masalah.
Pahamkan kepada anak bahwa segala masalah itu pasti ada solusinya. Tidak ada masalah yang tanpa solusi.
Meskipun dalam pikiran kita sebagai manusia, masalah ini tidak ada solusinya, jalannya sudah buntu, mentok, tidak bisa tapi bagi Allah semua bisa terjadi.
Yang tidak mungkin menurut manusia bagi Allah segalanya serba mungkin terjadi. Katakan kepada mereka apapun masalahnya, serumit apapun masalahnya, sebesar apapun masalahnya, Allah punya solusinya.
Jadi jika memiliki masalah, kembalilah kepada Allah, mendekatlah kepada Allah, karena Allah sumber solusi dari berbagai masalah.
Keempat, kuatkan mental anak dengan ilmu. Semua ada ilmunya, mau jadi dokter ada ilmunya, mau jadi pilot ada ilmunya, mau jadi ahli hukum juga ada ilmunya termasuk juga dalam menjadi kehidupan ini, agar kita bisa menjalaninya dengan mudah, tenang dan bahagia itu ada ilmunya.
Termasuk juga saat kita tertimpa masalah, sedang menghadapi musibah juga ada ilmunya. Bagaimana masalah segera diberikan solusi oleh Allah, bagaimana kita terhindar dari masalah besar, bagaimana kita bisa enjoy dan tenang saat menghadapi masalah, semua itu ada ilmunya.
Salah satu solusinya adalah ajarkan anak untuk senantiasa mendawamkan istighfar sebagai wasilah turunnya solusi dari Allah.
“Barangsiapa memperbanyak istighfar, maka Allah akan melapangkan setiap kesusahannya, memberi jalan keluar setiap kesukarannya, dan memberi rezeki tanpa diduga-duga.” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i)
Misalnya begini, saat kita didzolimi orang lain, di-bully atau dijuluki dengan julukan tidak baik, kalau kita tidak tahu ilmunya maka kita akan marah, sedih, kecewa berat, stres, depresi bahkan sampai melukai diri sendiri atau bahkan bunuh diri.
Tapi kalau kita tahu ilmunya bahwa saat kita bisa sabar menerima semua ujian itu, Allah memberikan pahala yang begitu besar.
Bahkan pahala itu tidak di catat malaikat karena begitu besarnya. Allah sendiri yang akan memberikan pahalanya itu.
Bahkan kelak di akhirat karena begitu besarnya pahala orang yang sabar, ia ingin kembali lagi ke dunia dan minta diberikan ujian lagi.
Allah itu Maha Adil. Keadilan Allah itu akan kita rasakan saat kelak di akherat. Sobat, berbuat dzolim itu seperti berutang.
Kalau tidak dilunasi di dunia ini akan tetap harus dilunasi di akhirat. Bagaimana cara melunasinya? Dengan cara mengambil pahala orang yang berbuat dzolim lalu diberikan kepada mereka yang didzolimi atau mengambil dosa orang yang didzolimi dan diberikan kepada orang yang berbuat dzolim.
Jadi berbuat dzolim itu utang yang harus dibayar. Beri anak pemahaman konsep keadilan ini.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam lalu bersabda, “Orang yang bangkrut adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala salat, puasa, dan zakat, sedangkan ia telah mencaci Fulan, mendustakan Fulan, memakan harta Fulan, membunuh Fulan, dan memukul Fulan sehingga (kesalahannya) ini diambil dari kebaikannya, dosa ini diambil dari kebaikannya sehingga setelah kebaikannya habis sebelum diputuskan kepadanya, lalu keburukan mereka diambil dan ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim dan Turmudzi).
Kita memahami hadist ini seperti ini, ada seorang yang sholeh, sholatnya rajin, sedekahnya kenceng, puasanya tidak pernah bolong tapi orang ini punya perilaku buruk suka menyakiti orang lain baik dengan tangan dan lisannya.
Di akhirat, orang ini senang sekali karena pahala-pahala sudah cukup mengantarkannya masuk surga. Saat mau masuk surga tiba-tiba ada orang yang menuntut keadilan bahwa orang ini dulu pernah menyakitinya.
Lalu diambillah pahalanya dan diberikan kepada orang yang ia sakiti. Lalu ada lagi orang kedua, diambil lagi pahalanya lalu ia bagikan kepada orang yang dulu pernah ia sakiti.
Lalu muncul orang ketiga, keempat dan tiba-tiba sudah banyak sekali orang yang pernah ia sakiti berbaris menuntut keadilan.
Ia membayar utang perbuatan dzolimnya dengan pahalanya kepada orang-orang yang pernah ia dzolimi. Karena masih banyak orang yang menuntut keadilan hingga pahalanya sudah habis dibagi padahal masih banyak orang mengantri minta keadilan.
Karena sudah tidak memiliki pahala lalu dosa-dosa orang yang pernah ia dzolimi itu ditumpahkan kepada dirinya.
Semakin banyak orang semakin bertambah banyak dosa yang ia tanggung dan semakin lama dan semakin lama, ia tinggal di neraka. Surga di depan mata berubah menjadi panggilan neraka yang mengerikan.
Jadi Sobat, kalau ada orang yang ngomongin dirimu, berbuat tidak baik, membuatmu tidak nyaman atau segala bentuk kedzaliman lainnya katakan dalam hati, keburukan yang ia lakukan itu akan kembali kepadanya dan katakan juga:
“Alhamdulillah ada orang yang sudah memberikanku pahala dan mengambil dosa-dosaku”.
Kelima, masukkan pikiran-pikiran besar saat mereka masih remaja. Seorang Indonesianist, Benedict Anderson mengungkapkan bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah pemudanya.
Pernyataan Ben Anderson ini tak salah, apabila dikaitkan dengan sejarah bangsa Indonesia, dimana pemuda menjadi aktor dari setiap langkah perjalanan Bangsa Indonesia.
Apakah benar seperti itu? Coba kita lihat faktanya: Dr. Soetomo mendirikan Budi Utomo (1908) pada usia belum genap 20 tahun, Soewardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) mendirikan Indische Partij (1914) pada usia 20 tahun, Bung Karno di panggung politik pada usia 22 tahun, Bung Hatta mendirikan Perhimpunan Indonesia (1924) di Belanda pada usia 21 tahun.
Mereka adalah para pemuda yang memiliki pikiran besar. Saat para pemuda memiliki pikiran besar dan berusaha menggapai mimpi-mimpi besarnya maka mereka akan lupa akan hal-hal yang remeh seperti percintaan usia remaja, baperan, generasi strawberry, dsb.
Sosok Muhammad Al Fatih yang mampu menaklukkan konstantinopel berawal dari pikiran besar yang ditanamkan ayahnya kepadanya.
Sosok Bapak BJ. Habibie yang mampu membuat pesawat diawali dari sebuah pikiran yang besar.
Wahai Ayah, Bunda, tanamkan kepada anakmu pikiran-pikiran besar agar mereka tidak rapuh dengan hal-hal yang remeh dan receh.[ind]