DALAM pertemuan kedua Sekolah Pemikiran Islam di Aula Imam Al-Ghazali, Institute for the Study of Islamic Though and Civilization (INSISTS), Rabu (14/08/2024), Kepala Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Pusat, Akmal Sjafril menegaskan bahwa ghazwul fikri bukanlah teori konspirasi, melainkan sebuah kenyataan yang harus dihadapi dengan kesadaran dan persiapan yang matang.
Penulis Buku Islam Liberal 101 ini mengungkapkan bahwa banyak orang keliru menganggap ghazwul fikri sebagai teori konspirasi.
Ia mencontohkan bagaimana teori-teori konspirasi, seperti teori bumi datar, seringkali langsung dipercaya tanpa dasar ilmiah yang kuat.
Sebaliknya, Akmal menekankan bahwa ghazwul fikri merupakan serangan pemikiran yang nyata dan sistematis, berbeda dari sekadar teori konspirasi.
Merujuk pada sejarah ilmuwan muslim, Akmal mengingatkan tentang kontribusi Abu Raihan Al-Biruni yang telah membuktikan bahwa bumi itu bulat melalui perhitungan trigonometri. Ia menunjukkan pentingnya ilmu dalam menangkis pemikiran yang salah dan menegakkan kebenaran.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dalam pemaparannya, Akmal menjelaskan bahwa kata ghazwah berarti perang dan fikrah berarti pemikiran.
Ghazwul fikri, lanjutnya adalah bentuk konfrontasi yang menuntut kesiapa untuk memberikan perlawanan terencana dengan tujuan penaklukan.
“Manusia adalah makhluk yang dikendalikan oleh akalnya,dan segala potensi hanya dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi akalnya. Ketika pemikiran dikuasai, berakhirlah segalanya,” jelas pria berdarah Minang ini.
Pada kesempatan tersebut, Akmal juga memaparkan tiga modus ghazwul fikri yaitu melalui media massa, pendidikan, dan hiburan.
Ia menekankan bahwa serangan sederhana dari ghazwul fikri dapat terjadi melalui kata-kata, yang seringkali tidak disadari oleh banyak orang.
Hal ini memicu diskusi yang hidup di kalangan peserta, termasuk pertanyaan dari Septian, salah satu murid SPI, 14, yang mengkonfirmasi serangan pemikiran melalui kata-kata yang disampaikan oleh salah satu aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL).
Baca juga: SPI Jakarta: Upaya Menjemput Peradaban Islam dengan Menghidupkan Tradisi Ilmu
SPI Jakarta: Ghazwul Fikri Bukan Teori Konspirasi, Pentingnya Melawan Serangan Pemikiran dengan Ilmu
Dalam menanggapi pertanyaan tersebut Akmal dengan tegas mengingatkan bahwa kita tidak boleh menyamakan husnudzon (berbaik sangka) dengan naif, ataupun suudzon (berburuk sangka) dengan waspada.
Menurutnya untuk memenangkan ghazwul fikri, hanya ada satu jalan, yaitu dengan memperbanyak ilmu.
“Agenda kita adalah memperbanyak ilmu,” tandas Akmal, yang juga dikenal sebagai pendiri #IndonesiaTanpaJIL.
Antusiasme peserta terhadap materi yang disampaikan begitu tinggi, hingga setelah perkuliahan berakhir, banyak diantara mereka yang memilih untuk tetap tinggal dan berdiskusi lebih lanjut tentang materi yang telah disampaikan dan masalah-masalah konkret yang dihadapi saat ini.[Sdz]