WASPADAI kekalahan mental ditulis oleh Adham Syarqawi.
Para ahli sejarah menceritakan bahwa Socrates mempunyai tetangga yang berprofesi sebagai dokter.
Ia keberatan jika raja menobatkan Socrates sebagai dokter pertama, lalu raja bertanya kepadanya bagaimana cara untuk membuktikan bahwa ia lebih kompeten daripada Socrates sehingga ia dapat mengalihkan gelar tersebut kepadanya.
Dokter berkata,”Saya akan memberinya racun dan dia akan memberiku minum racun. Siapa yang bisa mengobati dirinya sendiri maka dia berhak mendapat gelar tersebut!”.
Socrates setuju, dan raja menetapkan tanggal pembuktian setelah empat puluh hari.
Socrates membawa tiga orang kuat dan memerintahkan mereka menuangkan air ke dalam botol sambil memukuli botol tersebut setiap hari agar dokter dapat mendengarnya.
Pada hari pembuktian, Socrates meminum racun tetangganya hingga warnanya pucat pasi karena mengalami demam, tetapi dia bisa mengobati dirinya sendiri setelah satu jam.
Kemudian Socrates menyerahkan botol racun kepada lawannya yang telah disiapkan oleh orang-orang itu selama empat puluh hari tersebut. Setelah meminumnya, dia terjatuh dan mati.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kemudian Socrates berkata kepada raja, “Aku hanya memberinya air segar, dan aku akan meminumnya di depan paduka raja. Aku tidak membunuhnya, Tuanku raja. Khayalan dan ketakutannyalah yang membunuhnya.”
Dalam konteks yang dekat dengan kita saat ini, beberapa hari yang lalu saya menulis:
Secara ilmiah: Kecepatan seekor rusa 95 kilometer per jam, sedangkan kecepatan seekor singa 58 kilometer per jam, namun rusa bisa menjadi mangsa singa.
Tidak ada yang bisa menjelaskan hal ini kecuali rasa takut. Singa hanya bisa memangsa rusa yang telah dihantui rasa takut.
Hal yang sama terjadi di dunia manusia, kekalahan dimulai dari dalam. Begitu pula kemenangan.
Ketika Umaiyah bin Khalaf melemparkan Bilal bin Rabah ke hamparan pasir kota Mekah yang panas membakar dan mencambuknya, Bilal tidak menyerah.
Sebuah batu besar diletakkan di atas dadanya, tetapi dia juga tidak menyerah, sehingga budak sahaya mengalahkan orang merdeka.
Waspadai Kekalahan Mental
Baca juga: Belajar dari Mental Anak Palestina
Begitulah yang dikatakan dalam buku-buku biografi, namun pada kenyataannya Bilal adalah tuan yang merdeka, sedangkan Umaiyah adalah budak sahaya. Islam telah memerdekakan jiwa Bilal sekalipun berada dalam kekuasaan Umaiyah, sedangkan Umaiyah diperbudak oleh berbagai keyakinan yang usang dan arogan, meskipun dia duduk di Dar al-Nadwah (parlement) dan ditakuti penduduk Mekah.
Ketika Inggris menyerahkan Palestina kepada orang-orang Yahudi, geng-geng Zionis mulai membantai orang dewasa dan anak kecil, dan membakar lahan hijau dan kering.
Di setiap desa, mereka melakukan pembantaian dan pemusnahan.
Mereka sengaja membiarkan beberapa orang yang selamat agar melarikan diri ke desa-desa tetangga, dan memberitahukan orang-orang tentang apa yang telah dilakukan geng-geng itu terhadap mereka.
Dengan demikian desa demi desa pun jatuh.
Karena secara mental telah dikalahkan dan runtuh di dalam diri mereka, sekalipun kekuatannya lebih besar. Seperti halnya rusa sebenarnya lebih cepat dari singa.
Masalahnya secara singkat, orang yang kalah mental tidak akan menang, sekalipun memiliki faktor-faktor kemenangan.
Sedangkan orang yang bermental pemenang akan menang, sekalipun dalam jangka waktu lama.[Sdz]