SESEORANG bertanya mengenai membahagiakan anak dengan sederhana dan apakah ada batasannya dalam memanjakan anak?
Motivator Parenting dari Rumah Pintar Aisha Randy Insyaha menjawab bahwa lebih tepatnya bukan memanjakan anak tetapi membahagiakan anak.
Saya lebih memilih membahagiakan anak daripada memanjakan anak.
Memanjakan anak belum tentu membuat anak bahagia, belum tentu juga membuat anak respek kepada orang tuanya.
Saat anak dijaga kemanapun ia pergi, orang tua terlalu protektif dan selalu orang tuanya terlibat apapun urusan anak, bisa jadi anak malah tidak bahagia.
Atau saat semua keinginan anak dituruti, semua permintaan anak dipenuhi, apapun mainan yang anak minta pasti dibelikan belum tentu anak respek, hormat, menghargai orang tuanya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Belum tentu anak berterima kasih dan mendoakan orang tuanya.
Jika kita sekedar membelikan mainan lalu kita lempar ke anak atau kita berikan tanpa komunikasi, tanpa ekspresi, tanpa interaksi bahkan dengan ngomel maka hal itu sama sekali tidak berkesan bagi anak.
Anak tidak memiliki memori indah saat mendapatkan hadiah. Jika anak sulit sekali menemukan memori indah bersama orang tuanya maka anak tidak akan respek, hormat kepada orang tuanya.
Dalam diri anak tidak akan tumbuh rasa sayang, rasa cinta, rasa peduli dan perhatian kepada orang tuanya.
Jika orang tuanya sering marah-marah, membandingkan, membentak, merendahkan, tidak pernah memberi apresiasi, cuek, tidak peduli, tidak hadir secara psikologis meskipun semua kebutuhan anak, sudah orang tua penuhi maka semua memori kebaikan orang tuanya dengan mencukupi semua kebutuhannya itu tidak menjadikannya hormat, sayang, perhatian kepada orang tuanya.
Karena anak tidak memiliki memori itu. Memanjakan itu juga bisa berdampak negatif misalnya jika anak terbiasa segala yang diinginkannya harus terpenuhi.
Apalagi kalau sampai tidak terpenuhi nanti anak akan marah.
Cara Membahagiakan Anak dengan Sederhana
Kalau sudah dewasa jika keinginannya tidak terpenuhi lalu marah, anak bisa melakukan apapun termasuk mencelakakan dirinya sendiri atau orang tuanya.
Sudah banyak berita di media bagaimana anak dengan tega menyakiti orang tuanya hanya gara-gara keinginannya tidak bisa dipenuhi orang tuanya.
Jadi konsepnya adalah membahagiakan bukan memanjakan.
Jika orang tua terbiasa membahagiakan anak maka anak akan memiliki memori indah bersama orang tuanya.
Dalam otaknya dipenuhi memori indah bersama orang tuanya.
Anak akan respek, hormat, rindu, cinta, sayang, peduli, perhatian kepada orang tuanya.
Anak juga akan mendoakan orang tuanya karena bagi anak, orang tuanya itu sudah sangat berjasa, sangat baik dan sangat sayang kepada dirinya.
Baca juga: Istri Bahagia, Anak Gembira, Suami Senang
Anak bisa menangis jika mengingat orang tuanya. Anak bisa dengan tulus mendoakan orang tuanya dengan air matanya yang penuh kesungguhan.
Anak akan memintakan ampunan kepada Allah atas dosa-dosa orang tuanya.
Lalu bagaimana cara membahagiakan anak. Caranya tidak harus sering-sering memberi hadiah apalagi hadiah yang mahal-mahal.
Cukup tips sederhana ini sudah bisa membuat anak bahagia dan menciptakan memori indah bersama orang tuanya. Tipsnya:
1. Banyak mengapresiasi, memuji dan berkata terima kasih saat anak membantu orang tuanya.
2. Memberi hadiah.
3. Memeluk, mencium dan menepuk pundak.
4. Mengatakan sayang dan cinta.
5. Melakukan pelayanan misalnya mengambilkan air minum saat ia belajar.
6. Bermain dan bercanda bersama.
7. Mendengarkan anak curhat.
8. Meminta maaf saat orang tua bersalah.
9. Banyak tersenyum.
10. Inilah tips sederhana yang jika dibiasakan maka anak akan bahagia dan menciptakan memori indah bersama orang tuanya.
Itu dia beberapa tips yang dapat bunda dan ayah lakukan kepada sang buah hati.[Sdz]