BAGAIMANA menyusun metode pembelajaran untuk anak yang ber-IQ rendah? Memiliki anak dengan kebutuhan khusus terkadang melelahkan.
Tidak sekadar lelah oleh perkembangan anak yang tidak sama seperti anak normal, juga lelah atas sikap orang lain terhadap anak berkebutuhan khusus.
Contohnya apa yang dialami oleh Vita, anaknya Diego sangat lambat memahami pelajaran di sekolah. Selain itu, Diego masih gagap jika berbicara.
Vita berinisiatif untuk memeriksakan Diego ke dokter. Serangkaian tes dijalani Diego hingga harus berhubungan dengan psikolog.
Setelah melakukan tes psikolog, barulah diketahui jika Diego memiliki IQ rendah atau di bawah rata-rata.
IQ (Intelligence Quotients) adalah istilah kecerdasan manusia dalam kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar, memahaman gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya.
IQ yang rendah bisa saja merupakan implikasi dari gangguan perkembangan atau kesulitan belajar yang dialami anak.
Ia memiliki kesulitan dalam memproses informasi yang masuk sehingga ia mengalami hambatan dalam menyelesaikan masalah yang ia hadapi.
Anak seperti ini membutuhkan terapi yang intensif guna meningkatkan kemampuannya dalam memproses informasi yang masuk sehingga diharapkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah juga semakin baik.
Baca Juga: Metode Belajar Daring Kian Diminati di Indonesia
Metode Pembelajaran untuk Anak Ber-IQ Rendah
Untuk anak-anak yang memiliki IQ di bawah rata-rata (taraf borderline – moderate), maka yang bisa kita lakukan dalam menyusun strategi program pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Pelajaran harus bersifat realitas (erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari).
b. Metode pengajaran dengan pendekatan individual (tidak bisa dalam kelas besar).
c. Pengulangan terhadap materi pelajaran harus dillakukan secara terus menerus.
d. Memecah satu tugas besar menjadi beberapa bagian yang kemudian dipelajari anak secara bertahap, sehingga anak bisa lebih mudah memahami dan melakukannya.
e. Menggunakan berbagai media yang bisa memudahkan anak untuk dapat lebih memahami materi pelajaran.
f. Jangan terlalu menuntut nilai akademik yang tinggi.
g. Kata-kata yang digunakan haruslah kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami anak.
h. Mengajarkan kemandirian dan keterampilan pada anak mendapat porsi terbesar dalam proses pembelajaran.
JIka ananda diketahui ber-IQ rendah, Ayah Bunda segeralah mengidentifikasi dan memahami apa bakat dan potensi yang dominan pada anak.
Bakat dan potensi ini yang kemudian bisa kita kembangkan sehingga kelak bakat dan potensinya tersebut bisa menjadi bekal anak untuk hidup mandiri di masa datang.[MAY/ind]
Sumber: Rumahbungamatahari.com