AMAL yang bernilai di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Seorang yang tidak beriman kepada ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dianggap kafir.
Segala amal yang dipandang baik yang dikerjakan di dunia, seperti donasi kemanusiaan, membantu orang susah, menolong yang kena musibah, dan lainnya tidak bernilai di sisi Allah dan tidak dapat menyelamatkannya dari api neraka.
وَقَدِمْنَآ اِلٰى مَا عَمِلُوْا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنٰهُ هَبَاۤءً مَّنْثُوْرًا ٢٣
Kami perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. (Al-Furqan:23).
Setiap amal kebaikan orang beriman akan bernilai di sisi Allah sekecil apapun amal itu.
Contohnya memungut sampah di jalan untuk dibuang ke tempat sampah.
Dan kamu membuang gangguan dari jalan adalah sedekah. (HR. Bukhari).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Hanya saja amal perbuatan itu dianggap baik (ihsanul amal) jika memenuhi dua syarat, yakni ikhlas dan ittiba’.
Allah berfirman dalam surat Al-Mulk ayat 2.
ࣙالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ ٢
Yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. (Al-Mulk:2).
Ikhlas
Ikhlas itu ketika menjalankan perintah dan larangan Allah didasari karena-Nya, untuk meraih pahala dan ridha-Nya.
Ketika seseorang meninggalkan minuman keras (miras) karena diharamkan oleh Allah, bukan sebab sakit atau takut bahaya ke tubuh.
Memakai jilbab, kerudung dan burqa, bukan ikutan mode atau saat sidang jadi terdakwa, namun karena melaksanakan perintah Allah.
Demikian juga ketika membangun masjid, menyumbang yatim piatu mesti diniatkan dalam rangka meraih pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Baca juga: Memberikan Keteladanan dengan Amal Perbuatan
Amal yang Bernilai di Sisi Allah
Inilah niat sebagai penentu nilai amal seorang muslim.
Bila niatnya ikhlas, amalnya akan bernilai pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah. (HR. Bukhari Muslim).
Ittiba’
Ittiba’ (sesuai syari’ah Allah). Tidak cukup ikhlas jika amal ingin diterima.
Ia mesti ittiba’ yaitu mengikuti syariat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Shaum di hari raya atau hari tasyriq, shalat sunnah ba’diyah setelahshalat subuh, memakai baju jilbab tapi ketat, menikahi wanita lebih dari empat, memilih pemimpin non muslim, walau semua dilakukan dengan ikhlas namun bertentangan dengan syari’ah.
Maka amal tersebut tidak termasuk amal baik (ihsanul amal), tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Siapa yang beramal tidak sesuai dengan perintahku, maka amalnya tertolak. (HR. Muslim).
Sumber: Kultum 100 Judul – Ust. Lathief Abdallah
[Sdz]