TAFAKUR adalah aktifitas akal untuk menghasilkan suatu kesimpulan (natijah).
Terdapat 18 ayat dalam Al-Quran menggunakan kata tatafakkarun, yatafakkarun, antara lain:
وَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ ٢
Perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir (Al-Hasyr:21).
Ada juga menggunakan kata ya’qilun, yasy’urun dengan makna sama.
Berpikir termasuk aktivitas utama.
Karena hampir semua kehidupan manusia tak lepas dari aktivitas ini.
Imam Nawawi Al-Bantani dalam kitab Kasyifatun Naja mengatakan bahwa para ulama mendorong untuk bertafakur dalam 5 hal.
Yaitu fi ayatillah, fi ni’matillah, fi wa’dillah, fi wa’idillah, fi taqshirin nafsi ‘an tha’athillah.
Pertama, tafakur fi ayatillah. Merenungi dan menyelami ayat-ayat Allah. Tafakur ini akan memperkuat iman bahkan menghasilkan iman itu sendiri.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ١٩١
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. (Ali-Imran:191).
Ayat artinya tanda-tanda. Ayat-ayat Allah berarti tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dengan menyelami ayat-ayat Allah, akan semakin dekat kepada-Nya karena kuatnya keyakinan akan kebesaran-Nya.
Kedua, tafakur fi ni’matillah. Merenungi nikmat-nikmat Allah.
Tafakur ini akan melahirkan rasa syukur atas segala pemberian-Nya.
Baca juga: Perang Pemikiran, Upaya Memadamkan Cahaya Islam
Materi Kultum, Tafakur Dalam 5 Hal
Perhatikanlah apa yang ada pada diri. Betapa banyak yang Allah anugerahkan. Perhatikan yang ada di darat, di laut dan udara. Betapa beraneka ragam nikmat Allah yang diberikan.
Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nahl:18).
Akui dan rasakan nikmat yang telah diterima, akui bahwa ada Sang Pemberi nikmat dan gunakan nikmat itu untuk taat kepada-Nya.
Nikmat bisa berupa suatu yang dapat diindra seperti nikmat harta, nikmat sehat dan nikmat usia.
Selain itu juga berupa sesuatu non indrawi yaitu nikmat berada dalam hidayah iman dan islam.
Dengan bersyukur, secara kuantitas maupun kualitas nikmat tersebut akan bertambah.
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ٧
(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (Ibrahim:7).
Sumber: Kultum 100 Judul – Ust. Lathief Abdallah
[Sdz]