ChanelMuslim.com – Adi bin Hatim kembali bercerita tentang saudarinya yang tertawan pasukan Muslimin:
“Ketika di Syam aku mendengar bahwa tentara Muhammad telah menyerang negeri kami dan telah menawan saudariku bersama tawanan yang lain dan kini telah digiring ke Yastrib.
Di sana ia terikat bersama tawanan yang lain di sebuah pekarangan depan pintu masjid. Lalu Rasulullah Saw melintas di hadapannya dan ia pun berdiri dan berkata kepada Rasul, “Ya Rasulullah, ayahku telah mati dan penggantinya menghilang. Kasihanilah kami dan Allah akan mengasihanimu”
Rasululah bertanya, “Siapa pengganti ayahmu?” Ia menjawab, “Adi bin Hatim.”
Rasul bertanya dengan nada keheranan, “Orang yang lari dari Allah dan Rasul-Nya?.” Lalu Rasulullah pergi dan meninggalkannya.
Baca Juga: Perjalanan Adi Bin Hatim Bertemu dengan Islam
Cerita Adi bin Hatim tentang Saudarinya yang Tertawan
Keesokan harinya, Rasulullah melintas lagi di hadapan saudariku dan saudariku berkata kepadanya seperti yang ia ucapkan sebelumnya. Dan Rasulpun menjawabnyu dengan ucapan seperti sebelumnya.
Esok lusanya, Rasulullah melintas lagi di hadapannya, dan saudariku sudah putus tidak berkata apapun kali ini. Lalu ada seorang pria dari belakang Rasul yang memberi isyarat kepada saudariku untuk berdiri dan berbicara kepada Rasulullah.
Saudarikupun berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, ayahku telah mati dan penggantinya menghilang. Kasihanilah kami dan Allah akan mengasihanmu!” Rasulullah langsung menjawab, “Aku telah melakukannya.”
Ia berkata lagi, “Aku ingin menyusul keluargaku di Syam.” Lalu Rasulullah berkata, “Tidak usah terburu-buru pergi hingga engkau mendapati orang yang kau percaya untuk membawamu ke Syam. Jika kau telah menemukan orang yang tepat, beritahukan aku!”
Begitu Rasulullah berlalu, saudariku menanyakan tentang pria yang telah memberi isyarat kepadanya untuk berbicara kepada Rasul. Lalu ada yang mengatakan kepadanya bahwa pria tadi adalah Ali bin Abi Thalib r.a.
Saudariku tinggal di sana hingga datang sebuah rombongan di mana salah seorang anggotanya dapat dipercaya oleh saudariku. Maka saudariku datang menghadap Rasulullah Saw dan berkata, “Ya Rasulullah, ada rombongan kaumku yang baru datang. Ada orang yang aku percaya di antara mereka dan mampu mengantarkan aku.”
Maka Rasulullah memberikan kepadanya pakaian dan unta yang dapat ditungganginya. Dan beliau juga memberikan beberapa uang secukupnya. Dan akhirnya saudariku pergi bersama rombongan tadi.
Adi meneruskan ceritanya:
Setelah itu, kami selalu mencari informasi tentang saudariku. Kami menunggu kedatanganya. Dan kami hampir saja tidak mempercayai kisah dirinya dengan Muhammad yang begitu baik memperlakukan saudariku tanpa pernah memandang sikapku kepadanya.
Demi Allah, saat itu aku sedang duduk bersama keluarga ketika aku melihat ada seorang perempuan yang berada di sekudupnya (kubah yang berada di atas punggung unta untuk membawa penunggang wanita) sedang menunggu ke arah kami.
Aku langsung berseru, “Putri Hatim. Itu dia, itu dia!”
Begitu ia sampai, ia langsung berkata, “Dasar pemutus hubungan keluarga! Dasar zalim! Engkau bisa membawa anak dan istrimu dan engkau meninggalkan orang tua dan saudari-saudarimu!”
Akupun berkata, “Saudariku, jangan berkata apa pun kecuali yang baik-baik saja!” Aku membujuknya hingga ia pun luluh.
Ia lalu bercerita tentang kisahnya. Dan rupanya persis seperti yang pernah aku dengar. Aku bertanya kepadanya, saudariku ini adalah seorang wanita yang cerdas.
“Apa pendapatmu tentang pria itu (maksudnya Muhammad)?” Ia menjawab, “Demi Allah, pendapatku lebih baik engkau bergabung dengannya segera. Jika ia adalah seorang Nabi, maka orang yang lebih cepat mengikutinya akan mendapatkan kemuliaan. Jika ia adalah seorang raja, maka engkau tidak akan menjadi hina bersamanya. Engkau akan tetap menjadi engkau.”