SECARA bahasa, Mina artinya adalah tempat tumpahan darah binatang yang disembelih. Hal ini sesuai dengan keadaannya, daerah ini setiap tahunnya disembelih jutaan binatang ternak, seperti unta, sapid an kambing.
Daerah Mina masih berada di kawasan tanah haram dengan jarak 9 km di sebelah timur laut dari Masjidil Haram.
Baca juga: Jabal Tsur, Jadi Tempat Bersembunyi Rasulullah Bersama Abu Bakar
Mina, Sebagai Tempat Tumpahan Darah Binatang yang Disembelih
Untuk memudahkan para Jemaah haji yang akan melakukan thawaf ifadhah, Pemerintah Arah Saudi telah membuat terowongan khusus bagi pejalan kaki yang langsung menuju Masjidil Haram, di samping terowongan bagi kendaraan roda empat.
Setiap tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum wukuf, Mina selalu penuh dengan Jemaah haji yang tinggal di tempat tersebut.
Kemudian sekembalinya dari Muzdalifah, mereka tinggal kembali di Mina untuk melontar jamarat sampai tanggal 12 bagi yang nafar awwal dan sampai tinggal 13 bagi yang mengambil nafar tsani.
Kata jamarat adalah bentuk jaman dari kata jumrah yang secara bahasa artinya kumpulan batu kecil, kemudian kata ini akhirnya menjadi nama lokasi saat berada di Mina.
Setiap jumrah ditandai dengan pilar yang dikelilingi tembok setinggi satu meter berbentuk lingkaran untuk menampung batu yang dilempari oleh Jemaah haji.
Dalam suatu riwayat asal-usul amalan melempar jumrah ini adalah ketika Nabi Ibrahim selesai membangun Ka’bah datanglah Malaikat Jibril mengajari cara-cara thawaf kemudian mengajaknya ke Mina.
Dan setelah sampai di Aqabah, muncul iblis mengganggu, kemudian Jibril memungut 7 butir kerikil dan diberikan kepada Nabi Ibrahim. Sesudahnya dilempar sambil membaca takbir dan maka larilah iblis ini.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Area Mina ini sebetulnya tidak luas, panjangnya dari arah Makkah dibatasi Jumrah Aqabah dan dari arah Arafah dibatasi Wadi Muhassir yang mana di keduanya sudah ditandai dengan petunjuk yang ditulis dengan berbagai bahasa.
Panjangnya sekitar 3,5 km dan lebarnya dibatasi oleh dua buah bukit yang saling berhadapan, kemudian sekarang diperluas sehingga daerah Mu’aisim yang berada di balik bukit yang biasa ditempati Jemaah Indonesia termasuk juga wilayah Mina. [Din]