DESAINER Lina Kartika kembali membuka store terbarunya di Bintaro Jaya Exchange Mall, lantai UG Jakarta, Sabtu 08 Maret 2024. Di store ketiga setelah Transpark Bintaro Jakarta dan Trans Studio Mall (TSM) Bandung ini, Lina menyediakan baju-baju occation wear handmade payet yang mewah. Outer ready to wear deluxe dengan warna hangat seperti nude, cream, dan gading ini, menjadi andalan karya rancang Lina Kartika di store ini.
“Koleksi ini menjadi koleksi alternatif untuk lebaran. Selama ini kita hanya terpaku pada warna putih saja. Nah, koleksi ini menawarkan warna-warna yang lebih beragam dan tidak monoton atau membosankan,” ujar Lina saat opening store didampingi Toton Taufik Rahman, pengusaha yang juga suami tercinta.
Baca juga: Shaza by Adelina Hadirkan Raya Collection 2024
Selain koleksi-koleksi yang lebih occation, Lina Kartika juga menambah koleksi khusus untuk baju-baju daily seperti vest, outer panjang, dress ciri khas bisa dimix and match.
“Aku sih ingin, meskipun ready to wear baju-baju ini tampak elegan dan mewah,” imbuhnya.
Lina Kartika Store juga dilengkapi dengan lokal brand lainnya yang secara khusus menyediakan koleksi lebaran dan daily. Semua koleksi Lina Kartika dan lokal brand lainnya memberikan diskon untuk all item 20%. Padahal, sangat jarang Lina Kartika memberikan diskon karena baju-bajunya lebih dikenal untuk kalangan menengah ke atas dan lebih premium.
“Kita bersama tenant-tenant lainnya ingin berbagi kebahagiaan ya,” ujarnya.
Store ini berkonsep multi brand, nama-nama brand yang bergabung di LINA KARTIKA BXC, antara lain: Iskanti, Jiay, Queenova, Casaelana, Hijab.id, Versuscity, Giok, Nazmi, Jameema, Binar, Gitaratna, Haitwo, NJ Fabrics, Gizara, Abame, Sae Uniqueclub, Mistyvori, Nargis, Rahmaika, Nawwa.
Lina Kartika, awalnya berkarier sebagai banker. Profesi ini dijalaninya sampai 17 tahun lebih. Namun karena passion Lina terhadap fashion sangat tinggi, maka tahun 2017 ia hijrah dengan merancang baju-baju modest fashion Muslim dengan pilihan bahan-bahan yang berkesan feminim romantic.
Karyanya bisa untuk berbagai gaya, seperti outer jacket, blazzer, outer kapucong, yang semuanya dapat dipadupadankan dengan basic dress, basic blouse, kulot jeans, sneaker, hingga gaun-gaun perta yang mewah.
Sebelum mengusung brand Lina Kartika, perempuan yang lahir 17 October ini, juga sukses menjalankan bisnis kerudung dengan label hijab.id. Brand ini lebih menawarkan hijab print dan pakaian-pakaian casual dan bahkan sudah masuk pada ajang Indonesia Fashion Week (IFW) dan event-event besar fashion moslem lainnya.
“Semoga hari ini hari Jumat (saat opening store, red) menjadi Jumat penuh barokah dan bajunya laris terjual. Karena tagline kami di Lina Store ini adalah women support woman, kaum wanita saling mendukung dalam berniaga. Jadi untuk semua keperluan baju lebaran, casual, maupun pakaian-pakaian haji dan umroh juga peralatan ibadah lainnya, tersedia di sini,” katanya.
Acara opening store ini dihadiri Manager Islamic Fashion Institute (IFI) Hannie Haerani. Hanni mengatakan, Lina Kartika merupakan salah satu alumni IFI yang karya-karyanya tersebar ke Mancanegara. Lina pernah ikut fashion show di beberapa negara dan mendapat sambutan baik di setiap negara penyelanggara.
“Di Lina Kartika Store Bintaro Exchange ini ada juga 8 alumni lainnya yang menjadi tenant dengan mengusung konsep Pop Up Store. Saya ikut bangga karena lulusan IFI benar-benar bisa langsung menerapkan rancangan fashion maupun bisnisnya di dunia nyata sesui visi IFI,” ujarnya.
Visi IFI lanjut Hanni, mendidikan dan mempersiapkan calon perancang busana Muslim, fashionpreneur, dan pemilik merek fesyen berbakat di masa depan. Lulusan yang nantinya memiliki kompetensi keras dan lunak seperti kecerdasan emosional intelektual, dan moral (akhlaqul karimah) sebagaimana diamanatkan dalam Islam.
Pada kesempatan ini, hadir pula ustadzah Evi Nurhasanah, ustadzh Bandung menjadi kesayangan para desainer. Ustadzah Evi mengatakan, Islam mendukung wanita untuk berniaga seperti dicontohkan Siti Khadijah, isteri Rasulullah Saw yang menguasai dua pertiga perniagaan di kota Makkah dan hasilnya digunakan untuk berdakwah.
“Jadi sangat penting, sesama muslimah saling mendukung dalam perniagaan karena wanita sholehah tidak akan menikmati sendiri hasil berniaganya tetapi ia akan memberikannya untuk umat,” demikian Evi Nurhasanah. [Wnd]