SHAUN King, Aktivis yang sangat lantang membela Palestina, masuk islam di hari pertama bulan Ramadan. Ia bersama istrinya, Rai King, mengucapkan syahadat dengan bimbingan dari imam ternama di Amerika Serikat Omar Suleiman.
Pria yang memiliki nama asli Shaun Jeffrey King ini berasal dari Amerika Serikat (AS). Dalam siaran langsung instagram yang dibagikan oleh Profesor Khaled Beydoun ia tampak mengucapkan syahadat di hadapan para jama’ah di the Valley Ranch Islamic Center (VRIC), Texas. (Senin 11/3/2024)
Ia juga tampak mengenakan keffiyeh Palestina saat mengucapkan syahadat, dan di sampingnya sang istri rapi menggunakan gamis dan hijab.
Writer and activist Shaun King and his wife have embraced Islam.
Allahu Akbar. pic.twitter.com/lIaHJkS2qr
— ilmfeed (@IlmFeed) March 11, 2024
Selain aktivis hak asasi manusia, Shaun King juga seorang penulis. Ia menggunakan media sosialnya untuk menyuarakan keadilan. Ia pernah memimpin beberapa gerakan perlawanan terhadap kebrutalan polisi di Amerika Serikat saat duduk di bangku kuliah dan saat dirinya menjadi pastor.
Hari Pertama Ramadan, Shaun King Aktivis yang Lantang Bela Palestina Masuk Islam
Akhir-akhir ini, ia lantang membela Palestina dan mengkritik Israel di akun media sosialnya.
Dikutip dari Republika, akun Instagram-nya sempat diblokir pada Senin (25/12/2023).
King yang memiliki enam juta pengikut di situs milik Meta, memposting pesan video melalui akun Instagram temannya yang mengumumkan bahwa dia dinonaktifkan oleh platform media sosial tersebut.
Ia mengutuk apa yang disebutnya sebagai genosida dan kejahatan-kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel dalam kampanye militernya di Jalur Gaza.
“Frustrasi karena Instagram telah melarang saya untuk berperang demi Palestina, dan membela hak asasi manusia dan martabat rakyat Palestina, namun saya menolak untuk mengkhianati nilai-nilai dan prinsip-prinsip saya dengan tetap diam mengenai genosida dan kejahatan perang di Gaza dan Tepi Barat,” King menulis pada dini hari itu
Aktivis Amerika tersebut berulang kali mengecam Israel karena menginvasi Jalur Gaza dan membagikan video Hamas bahwa para sandera diperlakukan dengan baik.“
Akun tersebut dinonaktifkan karena beberapa kali pujian terhadap entitas yang ditunjuk yang melanggar kebijakan kami,” kata juru bicara Meta kepada The New York Post pada Senin (25/12/2023).