HARI kiamat pasti tiba dan kaum musyrik mengingkari dan meragukannya.
عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ (1) عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ (2) الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ (3) كَلَّا سَيَعْلَمُونَ (4) ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ (5)
(1)Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?. (2)Tentang berita yang besar (hari kebangkitan). (3)Yang dalam hal itu mereka berselisih. (4)Tidak! Kelak mereka akan mengetahui. (5)Sekali lagi tidak! Kelak mereka akan mengetahui.
Di antara kandungan surah ini adalah menetapkan adanya kebangkitan dan pembalasan terhadap amal dengan diperkuat dalil dan buktinya. Yakni orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah seperti sebagian orang Quraisy.
Selanjutnya Allah Subhaanahu Wa Ta’aala menerangkan tentang sesuatu yang mereka pertanyakan itu. Yakni tentang apa yang dibawa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berupa Al Qur‘an yang menyebutkan tentang kebangkitan, pembalasan dan lain-lain yang merupakan kebenaran tanpa keraguan lagi.
Baca juga: 9 Tanda Kebesaran Allah dalam Surat An-Naba Ayat 6-16
Kaum Musyrik yang Mengingkari Hari Kiamat, Tafsir An-Naba Ayat 1-5
Akan tetapi, orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Tuhan mereka tetap saja tidak beriman, meskipun didatangkan setiap ayat sampai mereka melihat azab yang pedih. Orang-orang mukmin membenarkannya, sedangkan orang-orang kafir mengingkarinya.
Selanjutnya Allah Subhaanahu Wa Ta‘ala berfirman mengancam orang-orang yang mengingkari hari berbangkit. Ini adalah sanggahan terhadap pendapat orang-orang kafir Makkah yang mengingkari hari berbangkit dan hari kiamat. Sesuatu yang akan menimpa mereka akibat keingkaran mereka.
Diulangi lagi adalah untuk menguatkan, dan pengulangan dengan menggunakan kata ―ثُمَّ (artinya: kemudian) adalah untuk memberitahukan, bahwa ancaman kedua lebih dahsyat daripada sebelumnya.
Penjelasan dalam Tafsir Ibnu Katsir, Allah Ta’ala berfirman seraya mengingkari orang-orang musyrik dalam hal pertanyaan yang mereka ajukan mengenai hari Kiamat, yakni pengingkaran terhadap kejadiannya – عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ . عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ “Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar.” Yakni tentang sesuatu yang mereka pertanyakan perihal hari Kiamat, yang ia merupakan berita yang sangat besar, yaitu berita luar biasa hebatnya lagi benar-benar jelas.
الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ “Yang mereka perselisihkan tentang ini.” Yakni mengenai hal itu, manusia terbagi ke dalam dua: beriman kepadanya dan kufur kepada-Nya. Selanjutnya, Allah berfirman seraya mengancam orang-orang yang mengingkari hari Kiamat.
كَلَّا سَيَعْلَمُونَ . ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ “Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui. Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui.” Yang demikian ini merupakan ancaman keras sekaligus kecaman yang tegas. Kemudian Allah Tabaaraka wa Ta’ala beranjak menjelaskan kekuasaan-Nya yang agung untuk menciptakan berbagai hal aneh dan segala sesuatu menakjubkan yang menunjukkan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu, baik itu menyangkut hari Kiamat maupun yang lainnya dalam ayat berikutnya.[Sdz]