SELAIN dikenal dengan sifat pemalunya, Utsman bin Affan juga dikenal sebagai pemimpin yang sangat takut kepada Allah. Harta dan kekuasannya yang melimpah tidak membuatnya membusungkan dada dan angkuh.
Di hadapan manusia ia bersikap sebagai sosok yang lembut, dan di hadapan Allah ia menjadi hamba yang sangat takut kepada-Nya.
Utsman pernah berkata kepada budaknya, “Aku pernah menjewer telingamu maka lakukanlah qisas kepadaku.”
Budak itu menarik telinga majikannya, dan Utsman kembali berkata, “Lebih keras lagi. Qisas di dunia tidak seberapa dibanding qisas di akhirat.”
Baca Juga: Detik-detik Kematian Utsman bin Affan
Utsman bin Affan, Pemimpin yang Sangat Takut kepada Allah
Utsman juga pernah berkata, “Andaikata aku terkatung-katung antara surga dan neraka, tidak tahu ke mana aku diperintahkan, aku memilih menjadi debu sebelum tahu ke mana aku diarahkan.”
Bahkan ketika dalam situasi mencekam, dan terkepung di antara para pemberontak, Utsman berkata, “Jika dalam Kitabullah kalian dapatkan perintah untuk membelenggu kakiku, lakukanlah.”
Perlu diketahui bahwa Utsman berada di zaman fitnah. Bermula saat Abdullah bin Saba’, salah satu tokoh kelompok Yahudi, menyebarkan desas desus fitnah dan menghimpun gelombang pemberontakan terhadap khalifah Utsman. Hingga akhirnya, Utsman wafat di tengah-tengah serangan para pemberontak.
Ketaatan Utsman kepada perintah Allah dan Rasul-Nya tak pernah sedikitpun luntur, baik pada situasi lapang maupun sempit dan terdesak.
Masih di waktu yang sama, saat para pemberontak mengepung dirinya, Utsman bertanya kepada mereka, “Apa yang kalian inginkan dariku?”
Mereka menjawab, “Lepaskanlah jabatanmu.”
“Aku tidak akan melepaskan jubah yang dipakaikan Rasulullah kepadaku.”
Seseorang berkata, “Jika kau bersikukuh, mereka akan membunuhmu.”
“Jika mereka membunuhku, mudah-mudahan sepeninggalku tidak ada lagi yang berseteru dan saling membunuh.”
Kesetiaannya pada Islam dengan menjaga wasiat yang telah diberikan oleh Nabi Muhammad kepadanya menunjukkan kepatuhan dan rasa cintanya yang mendalam. Betapa rasa takut kepada Allah juga mencegahnya untuk menyerah di hadapan para pemberontak.
Beberapa hari sebelum maut menjemputnya, Khalifah Utsman bin Affan menyampaikan khutbahnya kepada umat Islam. Ia berkata, “Sesungguhnya Allah memberikan dunia agar kalian mencari akhirat, bukan supaya kalian mencintainya kelewatan batas.
Sesungguhnya dunia ini fana, sedangkan akhirat abadi selamanya. Jangan sampai kalian lebih mementing yang fana dan melupakan yang abadi. Pilihlah yang abadi, karena dunia ini pasti terputus dan kita semua menghadap Allah subhanahu wa ta’ala.
Bertaqwalah kepada Allah karena takwanya kepada-Nya menjadi perisai dari murka-Nya, juga wasiat kepada-Nya. Hindarilah kecemburuan Allah, teguhkan persatuan kalian dan jangan terpecah belah.”
[Ln]