HARI Jumat dan angka tiga sepertinya begitu spesial buat seorang Julian Dwi Setiyono (28 tahun), seorang masinis yang wafat di musibah kereta Cicalengka Bandung, Jumat (5/1) lalu.
Hari Jumat buat masinis yang dikenal soleh ini selalu dikhususkan untuk ibadah di masjid bersama warga. Meskipun jam kerjanya begitu padat dan panjang, Julian berusaha untuk bisa shalat Jumat di masjid dekat rumahnya bersama warga sekitar Komplek Mutiara Bandung Barat.
Ya, di komplek itulah ia dan keluarganya tinggal. Di situ ia tinggal bersama ibu, istri, dan putri pertamanya, Ayasha Halwa Zafira (3 tahun). Rumah itu merupakan milik ayahnya yang sudah meninggal dunia.
Dalam satu hari, Julian biasa menakhodai kereta selama tiga rit atau tiga kali keberangkatan. Karena memang KA 350 Baraya atau Bandung Raya yang ia kemudikan merupakan kereta lokal yang hanya memiliki tiga kali perjalanan.
Tapi khusus untuk hari Jumat, pria yang punya hobi fotografi ini biasanya ambil cuti dan hanya mengemudikan satu kali perjalanan saja. Hal itu supaya ia bisa shalat Jumat berjamaah bersama warga.
Di mata masyarakat sekitar, Julian bukan sekadar sosok yang soleh dan perhatian dengan keluarga, tapi juga aktif di kegiatan sosial warga sekitar.
Angka Tiga dan Hari Jumat
Sepertinya angka tiga dan hari Jumat menjadi begitu spesial buat masinis yang dikenal murah senyum ini. Di saat usianya 24 tahun, Allah menganugerahinya jodoh seorang muslimah berjilbab bernama Santika Fujasari, tahun usianya sama dengan Julian.
Keduanya menikah pada hari Ahad tanggal 3 bulan 3 di tahun 2019. Pernikahannya begitu berkah. Karena tidak sampai satu tahun, Allah menganugerahinya seorang putri: Ayashah Halwa Zafira. Ia lahir pada tanggal 3 bulan Januari 2020. Dan tanggal 3 Januari itu tepat jatuh di hari Jumat.
Dua hari sebelum musibah kereta itu, Julian merayakan ultah putrinya dengan sederhana. Di tanggal 3 Januari itu, usia putrinya genap 3 tahun.
Namun, untung tak dapat diraih dan malang tak dapat ditolak, takdir mendahului rencana semua kita. Ternyata, ultah ketiga Ayashah Halwa Zafira itu menjadi momen indah terakhir Julian bersama keluarga.
Pada Jumat kemarin (5/1) sekitar jam 6 pagi, Allah mengabadikan sosok Julian sebagai pahlawan untuk 191 penumpang KA Bandung Raya. Ia dan asisten masinisnya memang tewas, tapi ratusan penumpangnya itu selamat.
Selalu ada sosok pahlawan di sekitar kehidupan kita. Meskipun sang pahlawan itu masih tergolong muda dan baru memiliki satu anak.
Allahummagfirlahum warhamhum wa’aafihim wa’fu ‘anhum waj’alil jannata matswaahum. Aamiin. [Mh]