RANTING zaitun simbol kedamaian. Wahai orang bertopeng, wahai Abul kaffiyeh, Wahai kengerian bagi Y*h*di, Wahai Ab* U*ai*a pemilik tekad nan kuat, kata-katamu adalah mesiu.
Syair itu kian populer untuk menggambarkan kekaguman pada jubir pejuang Palestine, Ab* U*ai*a. Tak ada yang mengetahui siapa dirinya, karena di setiap kemunculannya, wajahnya selalu tertutup kaffiyeh.
Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti, pada (14/11/2023) menulis, Kaffiyeh identik sebagai simbol perjuangan bangsa Palestina, sekalipun sejarah mencatat kain semacam kaffiyeh sudah dikenal bangsa Babilonia dan Sumeria pada 3.100 SM.
Awalnya, kaffiyeh digunakan para pejuang Palestina untuk menyembunyikan identitas dan menghindari penangkapan.
Selembar kain itu lalu menjadi sangat populer ketika pemimpin Palestine, Yasser Arafat, secara konsisten mengenakannya di muka umum.
baca juga: Mistaarvim, Penyusup di antara Para Pejuang Palestina
Ranting Zaitun Simbol Kedamaian
Motifnya yang khas, bukan tanpa arti. Pola seperti jaring ikan menunjukkan posisi Palestina yang berada di tepi laut Mediterania. Garis tebal di sekelilingnya, melambangkan jalur perdagangan, alam, dan budaya.
Sementara daun zaitun bergelombang yang ada di ujungnya melambangkan ketekunan, kekuatan, ketahanan, serta kedamaian.
Pohon zaitun merupakan bagian penting dari identitas bangsa Palestine sekaligus simbol perjuangan.
Pohon zaitun bentuknya seperti cemara dengan daun berwarna hijau pucat di bagian atas dan keperakan di bawahnya. Kulit batangnya berwarna abu-abu dan bunganya cukup banyak dengan ukuran kecil berwarna putih krem.
Seperti halnya pohon kelapa bagi orang Indonesia atau pohon kurma untuk orang Timur Tengah, pohon zaitun juga bisa dimanfaatkan dari daun, buah, batang hingga akarnya oleh bangsa Palestine.
Begitu suburnya pohon ini tumbuh di wilayah Syam (Palestina, Yordania, Libanon dan Suriah, hari ini), hingga para mujahid dan ilmuwan Muslim membawanya ke negeri-negeri yang berhasil dibebaskan pasukan Muslimin.
Termasuk ke Andalusia yang berada di daratan Eropa. Pohon zaitun tumbuh subuh dan menghasilkan komoditas yang mahal harganya selama berabad-abad.
View this post on Instagram
Bahkan saat Spanyol nyaris ambruk perekonomiannya akibat resesi beberapa tahun lalu, minyak zaitun (olive oil) lah yang menyelamatkannya.
Tercatat saat ini Spanyol adalah produsen olive oil terbesar ke-6 di dunia bersama Italia dan Yunani.
Mereka mendapat keuntungan berlimpah dari pohon yang bibitnya ratusan lalu ditanam para Mujahid di tanah Eropa.
Jadi kalau hari ini Eropa masih tutup mata atas pembantaian yang terjadi di Palestina, sungguh tak tahu diri mereka!
Semenjak perang Taufan Al Aqsha, teror pohon zaitun kembali dialami saudara-saudara kita di Palestina. Dilansir dari Middle East Monitor ada banyak insiden Yahudi mencuri zaitun dari petani Palestina.
Israel menghancurkan ribuan pohon zaitun di wilayah pendudukan selama bertahun-tahun, terutama di sekitar musim panen di musim dingin seperti sekarang ini untuk memaksimalkan kerusakan dan memberi efek ketakutan pada pemiliknya.
Kata zaitun setidaknya disebut 7 kali dalam Alqur’an. “Demi buah tin dan zaitun, demi gunung Sinai, demi kota keamanan ini. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. [QS At-Tin: 1-4].[ind]