ChanelMuslim.com – Mista’arvim merupakan penyusup di antara para pejuang Palestina. Mereka datang menyamarkan diri sebagai penduduk Arab pejuang Palestina agar bisa memuluskan rencana mereka dalam menghancurkan Palestina.
Baca Juga: Larangan Israel atas Penyatuan Keluarga Arab Berakhir
Pengkhianatan yang Dilakukan
Dilansir channel telegram Hikmah Agung pada 21 Desember 2017, Ustaz Agung Waspodo menuliskan bahwa mereka berpakaian layaknya pejuang Palestina, bahkan berbicara bukan hanya dengan bahasa Arab, tetapi mampu menggunakan aksen, ekspresi bahasa, serta kebiasaan lokal.
Mereka turut menutupi muka dengan kafiyeh atau balaclava, ikut meneriakkan slogan anti Israel LAA, dan terkadang aktif melempar batu. Semua itu untuk menyemangati para pejuang yang asli.
Mereka terus memancing agar para pejuang Palestina makin berani mendekat ke posisi serdadu Israel LAA.
Kemudian, secepat serangan balasan, Mista’arvim itu berbalik arah serta turut menyerang para pejuang Palestina. Tidak jarang mereka sudah memegang senjata yang mereka simpan.
Mereka menembak ke udara serta meringkus mereka yang terpisah dari jema’ah pejuang. Tidak jarang mereka berhasil meringkus korbannya serta merubuhkan ke tanah.
Tidak lama setelah itu, para serdadu Israel LAA menahan para korban ini. Sisa pejuang Palestina yang mundur teratur atau berhamburan meneriakkan “Musta’ribeen” sebagai peringatan kepada yang lain.
Kepanikan memuncak sesaat diiringi sikap curiga ke berbagai arah. Oleh sebab itu, kini kode rahasia dibuat untuk menjaga penyusupan seperti ini.
Baca Juga: Anak-anak Palestina Rusak Pikirannya Akibat Pengepungan dan Kekerasan Israel
Mengenal Penyusup di antara Pejuang
Dalam terminologi angkatan bersenjata Israel LAA, mereka disebut Mista’arvim. Sebuah kata Ibrani yang diturunkan dari bahasa Arab musta’rib (مستعرب) yaitu seseorang yang berkemampuan bahasa serta memahami budaya Arab.
Dalam istilah intelijen mereka, kesatuan ini khusus disusupkan ke tengah perjuangan bangsa Palestina serta negeri-negeri Arab pada umumnya.
Para personilnya diberikan pelatihan keras yang meliputi teknik operasi di wilayah pendudukan Israel LAA. Mereka dididik untuk berfikir serta bertindak layaknya orang Palestina secara umum.
Menurut pakar intelijen Israel LAA, Antoine Shalhat, pelatihan meliputi pengumpulan data, penangkapan lawan, serta operasi kontra-perjuangan.
Kesatuan Mista’aravim pertama dibentuk tahun 1942 sebelum Israel LAA terbentuk. Sampai dengan tahun 1950, kesatuan elit ini berada dibawah Palmach sebuah divisi elit dalam tubuh milisi Haganah.
Sedangkan Haganah nantinya menjelma menjadi IDF (Israeli Defense Force). Kesatuan itu tidak banyak yang dapat diketahui karena selalu dibubarkan ketika terdeteksi. Namun, kemudian, dibentuk kesatuan yang baru.
Para personil Mista’aravim diwajibkan mampu berbahasa Arab layaknya bahasa ibu mereka. Mereka juga harus menguasai dialek Palestina atau negeri mana saja tempat beroperasi.
Mereka dilatih sepanjang 4-6 bulan termasuk membiasakan shalat dan berpuasa. Tidak jarang mereka memakai wig serta kosmetik untuk menyamarkan diri.
Secara keseluruhan, pelatihan dapat mencapai 15 bulan dengan tambahan kursus mengemudi, menembak runduk (sniper), serta teknik bergerak dalam kerumunan pejuang Palestina, (tidak ada yang luput dari perhatian serta pembelajaran dari lawan). [Cms]