SAAT cobaan datang menyapa. Satu hari, seorang klien yang sedang mengalami masalah yang cukup berat dalam pernikahannya bertanya,
“Berapa lama biasanya orang berada dalam kesedihan ketika sedang ada masalah?”.
Pertanyaan ini membuat Ketua Hikari Parenting School Hifizah Nur, S.Pd., M.Ed. merenungi berbagai pengalaman yang pernah ditemui sebagai seorang konselor. Berikut catatan lengkapnya.
Selama enam tahun perjalanan sebagai konselor keluarga, ada berbagai macam masalah yang saya coba pecahkan bersama klien.
Ada yang bisa selesai dengan happy ending, banyak juga yang mengambang tak terselesaikan, karena klien tidak kembali untuk melanjutkan konseling.
Untuk menyelesaikan masalah sampai selesai, rentang waktunya pun beragam. Ada yang sekali datang, langsung bisa terjawab masalah yang dihadapinya selama ini.
Mungkin ini untuk masalah yang tergolong ringan. Ada yang tiga bulan, tiga kali datang, sudah bisa tersenyum dan move on dari masalah yang menghimpitnya.
Tapi ada juga yang membutuhkan waktu satu tahun, berbagi emosi, menguatkan pikiran, dan menyembuhkan luka batin, sampai bisa tertatih menapaki kembali kehidupannya dengan optimis.
Sebenarnya apa saja faktor-faktor yang membuat seseorang bisa kuat, menghadapi berbagai masalah yang dihadapinya?
baca juga: 9 Tips Tegar Menghadapi Cobaan
Saat Cobaan Datang Menyapa
Dalam tulisan ini, saya mencoba untuk menguraikan beberapa hal yang bisa memperkuat jiwa kita, saat berhadapan dengan masalah.
Kekuatan iman adalah faktor terpenting yang membuat orang begitu kokoh, meskipun dihadang berbagai macam ujian dalam hidupnya.
Keyakinan bahwa kehidupan ini adalah milik Allah, bahwa cobaan ini datang dari-Nya, untuk melihat seberapa “bersandarnya” kita kepada kekuatan Sang Pemilik alam raya ini, akan membuat seseorang selalu menyerahkan segala urusan ini kepada-Nya.
Tingkat kepasrahan yang tinggi, dan keyakinan bahwa Allah akan selalu menolong Hamba-Nya inilah yang membuatnya tetap optimis dan tidak menyerah dalam tumpukan masalah.
Faktor kedua adalah kemampuan dalam mengelola emosi. Emosi negatif sering membuat kita sulit untuk berpikir jernih, sehingga semua jalan keluar seakan tertutup di hadapan kita.
Hal ini tidak jarang membuat seseorang tenggelam dalam kesedihan, kemarahan dan rasa dendam. Menenangkan diri dan berusaha mengatur emosi dengan baik adalah hal penting yang harus dilakukan.
Berdoa, sholat, tilawah dengan merenungi artinya, serta mendengarkan tausiah, adalah usaha untuk mengisi kekuatan jiwa yang perlu dilakukan agar emosi menjadi lebih stabil.
Selain itu, meminta dukungan dari pasangan, teman dan keluarga bisa menjadi support emosional bagi orang yang sedang menghadapi masalah.
Setelah mampu mengelola emosi dengan baik, maka diri kita bisa siap menghadapi masalah dengan tenang.
Mencari berbagai alternatif jalan keluar, berdiskusi dengan para ahli untuk memutuskan jalan keluar terbaik, menjadi langkah berikut yang bisa dilakukan.
Seringkali yang menghambat seseorang mengatasi masalahnya adalah putus asa dari kasih sayang Allah. Selain itu juga kemampuan mengelola emosi dan kemampuan problem solving yang sangat kurang.
Agar selalu optimis dalam hidup, kekuatan aqidah menjadi pilar utama dalam menghadapi masalah. Hal ini didapat dengan menanamkan keimanan yang terus menerus sejak kecil.
Lalu regulasi emosi serta kemampuan memecahkan masalah juga hanya bisa didapat bila dilatih sejak kecil sampai kita dewasa. Wallahu a’lam bissawab.[ind]