TUNGGANGAN Sang Mustafa. Gempa di Maroko masih menyisakan kesedihan. Banyak desa-desa di Pegunungan Tinggi Atlas yang sulit dijangkau tim relawan kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan.
“Tidak ada jalan di sini. Tidak ada yang bisa memindahkan batu-batu besar yang runtuh dari gunung,” ujar Abdallah Houssein (40) dari Desa Zawiyate di Pegunungan Tinggi Atlas.
Penduduk desa lalu berinisiatif menggunakan keledainya untuk mendistribusikan bantuan dan menembus sulitnya medan.
Keledai-lah yang akhirnya menjadi “pahlawan”, hingga ramai diberitakan media internasional.
Selama ini keledai selalu diidentikkan dengan hewan bodoh. Bahkan muncul perumpamaan “bodoh seperti keledai.”
Benarkah keledai hewan bodoh? Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti mengulas tentang hal ini yaitu sebagai berikut.
baca juga: Nabi Musa dan Penunggang Kuda
Tunggangan Sang Mustafa
Dilansir dari The Telegraph, Ben Hart, dari Donkey Sanctuary, menuliskan makalahnya yang berjudul “Stubborn donkey or smart ass?”.
Dari penelitiannya muncul banyak fakta menarik, di antaranya keledai mempunyai daya ingat yang sangat luar biasa. Keledai mampu mengingat tempat yang pernah didatanginya 25 tahun lalu.
Dibandingkan dengan kuda, keledai lebih bisa berpikir mandiri dan membuat keputusan ketika berada dalam situasi bahaya.
Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa menunggang keledai lebih aman ketimbang kuda, karena keledai lebih antisipatif terhadap bahaya.
Fakta lainnya, keledai bisa mendengar suara keledai lain dari jarak 60 mil atau sekitar 97 km dengan kondisi tempat seperti padang pasir.
Selain pendengaran yang bagus, hewan ini juga menggunakan telinganya untuk membuat tubuhnya tetap dingin selama berada di padang pasir.
Sejarah mencatat, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga pernah memiliki tunggangan keledai yang diberi nama Afir.
Pada perang Khaibar dan Bani Nadhir, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menunggang keledai yang pelananya diikat dengan tali yang terbuat dari serabut.
View this post on Instagram
Selain keledai, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga memiliki tunggangan bighal. Bighal adalah hewan hasil persilangan antara kuda dan keledai.
Bighal milik Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berwarna putih, yang merupakan hadiah dari Farwah bin Nufatsah
Bighal Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam diberi nama Asy Syahbaa. Ketika berperang dengan kaum An Nahrab, Ali bin Abi Thalib pernah menunggangi bighal milik Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ini.
Sepanjang hidupnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memiliki beberapa hewan tunggangan. Selain keledai dan bighal, juga unta dan kuda.
Unta yang masyhur diberi nama Al Qashwa dan Al Jad’a. Mu’adz bin Jabal meriwayatkan pernah menunggang unta bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan ia mengenali unta itu berwarna merah.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga memiliki beberapa kuda. Kuda pertamanya bernama As Sakb. Sedang yang lainnya diberi nama Al Lizaz, Ath Thirf, Al Ward dan An Nahif.
Kuda kesayangannya bernama Al Mustajaz, yang dibeli dari seorang badui. Kudanya berwarna merah, bermulut putih, serta belang di bagian kanannya.
Don’t judge a book by it’s cover. Pada gempa Maroko, terbukti keledai adalah “pahlawannya” penduduk desa.[ind]