“UMATKU…umatku..” masih teringat dalam benak kita, kata-kata terakhir dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjelang kematiannya. Ustaz K.H. Iman Santoso, Lc., M.E.I. menjelaskan sebagai berikut.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
عن عبداللَّه بن عَمْرو بن العاص رضي اللَّه عنهما: أَن النَّبِيَّ ﷺ تَلا قَول اللَّهِ في إِبراهِيمَ ﷺ: رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي [إبراهيم:36]، وَقَوْلَ عِيسَى عليه الصلاة والسلام: إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ [المائدة:118]، فَرَفَعَ يَدَيْه وَقالَ: اللَّهُمَّ أُمَّتِي أُمَّتِي وَبَكَى، فَقَالَ اللَّه: يَا جبريلُ، اذْهَبْ إِلى مُحَمَّدٍ -وَرَبُّكَ أَعْلَمُ- فسَلْهُ: مَا يُبْكِيهِ؟ فَأَتَاهُ جبرِيلُ، فَأَخْبَرَهُ رسولُ اللَّه ﷺ بِمَا قَالَ، وَهُو أَعْلَمُ، فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَا جِبريلُ، اذهَبْ إِلى مُحَمَّدٍ فَقُلْ: إِنَّا سَنُرضِيكَ في أُمَّتِكَ وَلا نَسُوؤُكَ رواه مسلم.
Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radliyallahu anhuma, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam membaca firman Allah melalui lisan Ibrahim alaihis salam:
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضۡلَلۡنَ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلنَّاسِۖ فَمَن تَبِعَنِي فَإِنَّهُۥ مِنِّيۖ وَمَنۡ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ibrahim: 36)
Beliau juga membaca firman Allah melalui ucapan Isa alaihis salam:
إِن تُعَذِّبۡهُمۡ فَإِنَّهُمۡ عِبَادُكَۖ وَإِن تَغۡفِرۡ لَهُمۡ فَإِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ
Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (al-Maidah: 118)
baca juga: 6 Hal yang Menjadi Penghalang untuk Mendapatkan Syafaat
Umatku, Umatku
Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya (berdoa):
“Ya Allah, Umatku, umatku!” dan menangis. Maka Allah Subhanahu wa Taala berfirman, ‘Wahai Jibril, temui Muhammad,” – dan Tuhanmu lebih mengetahui-, ‘Tanyakan kepadanya, apa yang membuatnya menangis?’
Maka Jibril alaihis salam mendatangi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam menanyakannya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memberitahukan apa yang dia ucapkan.
Lalu Jibril alaihis salam menyampaikan pada Allah – dan Allah Maha Tahu -. Maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai Jibril, pergilah pada Muhammad dan katakan,
‘Kami akan membuatmu ridha terkait umatmu dan kami tidak akan menyakitimu.’’ (HR Muslim, no. 202)
Penjelasan Hadis:
وَلاَ نَسُوءُكَ
Berkata Imam An-Nawawi ra, berkata shohibut Tahrir, ini adalah penguatan makna yakni tidak akan membuat Rasul Shallallahu alaihi wa sallam sedih, karena ridho terkadang hanya diraih oleh sebagian umat dengan memaafkannya, sedangkan sebagian lain masuk neraka.
Maka Allah berfirman, Kami ridho padamu dengan tidak akan membuatmu sedih, bahkan semua umat Islam akan selamat’. Wallahu a’lam. (Syarh An-Nawawi 3/74)
Baca juga: Renungan Jumatku
Pelajaran Hadis
1. Kepedulian dan perhatian Rasul Shallallahu alaihi wa sallam pada umatnya sangat besar melebihi nabi Ibrahim alaihis salam, nabi Isa alaihis salam dan nabi-nabi lainnya.
Jadi beliau menangis mengkhawatirkan kondisi umatnya di dunia dan akhirat. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam berharap semua umatnya selamat di akhirat.
2. Keprihatinan nabi Ibrahim alaihis salam terhadap umatnya sesuai dengan surat Ibrahim 36, karena berhala yang banyak menyesatkan umat manusia.
Sedangkan kekhawatiran nabi Isa as terhadap umatnya yang akan diadzab, karena keyakinan mereka yang menjadikan nabi Isa alaihis salam dan ibunya sebagai Tuhan.
Hal ini sesuai dengan dialog nabi Isa alaihis salam dengan Allah Ta’ala yang disebutkan dalam surat Al-Ma’idah 116-118.
3. Kedudukan Rasul
Shallallahu alaihi wa sallam sangat tinggi di hadapan Allah Ta’ala, sehingga langsung merespon keprihatinan Rasul Shallallahu alaihi wa sallam dan mengabulkan keinginannya.
4. Dalam hadis ini yang menjadi perhatian besar Rasul shallallahu alaihi wa sallam adalah umatnya atau umat Islam, bukan dirinya, keluarganya, golongannya, suku bangsanya, hartanya dll.
Jadi, ini yang harus menjadi perhatian besar pemimpin muslim dan semua umat Islam.
5. Prioritas perjuangan umat Islam dalam semua bidang kehidupan baik pendidikan, dakwah, ekonomi, sosial dan politik harus bertujuan pada pemuliaan umat Islam, tidak menyakiti, menghinakan dan menindas.
Mengokohkan persatuan umat Islam, tidak memecah belah dan mengadu dombanya.
6. Darah, harta dan kehormatan umat Islam sangat berharga dan harus dijaga.
Jangan sampai ada darah atau nyawa yang jadi korban, harta yang diambil tanpa hak, dan kehormatan yang dinistakan. Umat Islam bagaikan satu tubuh di mana saja mereka berada.
7. Setiap muslim yang mencintai Rasul
Shallallahu alaihi wa sallam harus dapat menggembirakan Rasul shallallahu alaihi wa sallam, memperbanyak sholawat dan salam pada Rasul Shallallahu alaihi wa sallam dan mengikuti sunnah-sunnahnya.
Dan terkait dengan umat Islam, maka harus peduli, menguatkan ukhuwah Islam dan berupaya menunaikan hak-haknya.
8. Umat Islam di Indonesia yang merupakan penduduk terbanyak di Indonesia dan umat Islam terbesar di dunia, sesuai hadits di atas berarti menjadi fokus perhatian terbesar Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hal ini berkonsekuensi harus menjadi perhatian terbesar pemimpin muslim dan umat Islam di dunia. Wallahu a’lam bishowwab.[ind]