BERTAUBAT tidak sekedar permintaan seorang hamba kepada Allah agar dosa-dosanya diampuni. Seorang yang ingin sungguh-sungguh bertaubat perlu memahami dua alasan bertaubat yang diajarkan oleh Imam Al-Ghazali dalam bukunya Minhajul Abidin:
Pertama, agar seorang hamba dapat merasakan manisnya iman saat beribadah kepada Allah.
Dosa-dosa yang dilakukan seseorang sejatinya menghambatnya merasakan manisnya beribadah. Ia akan terikat dan sulit bergerak menuju ketaatan untuk berkhidmat kepada Allah.
Penyebabnya, hati seorang hamba menjadi hitam. Hati sebagai pendorong seseorang dalam melakukan segala sesuatu. Jika hati hitam dan kotor maka sulit bagi seseorang untuk melakukan ibadah dengan rasa ikhlas.
Bahkan yang lebih parah hati yang hitam dan keras karena dosa-dosa yang telah dilakukannya secara terus menurus akan menjerumuskannya pada kekufuran dan penderitaan batin sepajang hayat.
Baca Juga: Bertaubatlah setiap Pagi dan Sore
2 Alasan Seseorang Perlu Bertaubat Menurut Imam Al-Ghazali
Ibadah dengan hati yang kotor ini telah kosong dari manisnya iman dan kenikmatan lainnya dari ketaatan.
Seorang Alim pernah berkata, “Jika engkau tidak kuat mendirikan shalat di tengah malam dan berpuasa di siang hari, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya engkau telah terbelenggu. Engkau telah dibelenggu oleh dosa-dosamu.”
Oleh karena itu, taubat berfungsi untuk memudahkan diri seseorang merasakan kenikmatanan ibadah serta kebaikan-kebaikan yang ada di dalamnya.
Kedua, taubat merupakan jalan menuju Pengadilan Allah.
Iman Ghazali dalam bukunya memberikan perumpamaan seorang hamba dengan Rabbnya ibarat seorang kreditur dengan debitur.
Seorang kreditur tidak mau menerima hadiah dari pengutangnya (debitur) sebab yang dituntut seorang kreditur adalah agar si debitur membayar hutangnya.
Begitu pula dalam hubungan antara Allah dan hamba-Nya. Allah tidak mau menerima ‘hadiah’ berupa ibadah dari para hamba-Nya jika ia tidak mau melakukan taubat.
Sebab taubat merupakan hak Allah atas hamba-Nya. Maka bagaimana mungkin seorang hamba dapat diterima doanya jika Allah sedang marah kepadanya.
Itulah mengapa sebaiknya seseorang selalu bersegera untuk memohon ampunan kepada Allah demi ketenangan batinnya serta kenikmatannya merasakan manisnya iman. [Ln]