JIKA kita belum bisa menjadi orang yang sholih, minimal mencintai orang sholih. Ustaz K.H. Iman Santoso, Lc., MEI. menjelaskan sebagai berikut.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda (terkait bacaan tasyahud dalam sholat), bacalah:
التَّحيَّاتُ للَّهِ والصَّلواتُ والطَّيِّباتُ، السَّلامُ عليكَ أيُّها النَّبيُّ ورحمةُ اللَّهِ وبرَكاتُهُ، السَّلامُ علينا وعلى عبادِ اللَّهِ الصَّالحينَ
“Segala ucapan selamat, salawat, dan kebaikan hanya milik Allah. Mudah-mudahan salawat serta salam terlimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan berkah-Nya.
Mudah-mudahan shalawat dan salam terlimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang sholih.”
(HR An-Nasa’i, diriwayatkan juga oleh Bukhari dan Muslim dengan sedikit perbedaan lafazh)
Menjadi orang sholih adalah dambaan setiap muslim, karena akan mendapat doa setiap muslim yang shalat dan memang, orang yang shalih adalah sifat atau sebutan bagi setiap muslim yang baik.
Orang tua menginginkan anak-anaknya jadi anak sholih, demikian juga sebaliknya. Suami menginginkan istrinya jadi istri yang sholihah, demikian juga sebaliknya.
Oleh karenanya, jika kita belum bisa menjadi orang yang sholih, minimal mencintai orang sholih.
Baca Juga: 8 Doa Orangtua untuk Anaknya agar Menjadi Anak yang Shaleh Shalehah
Jika Belum Bisa Jadi Orang Sholih, Minimal Mencintai Orang Sholih
Tentang orang tua yang sholih, disebutkan dalam surat Al-Kahfi:
“Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang sholih.” (QS Al Kahfi 82)
Tentang anak yang sholih disebutkan dalam hadis:
إِذَا مَاتَ الإنْسَانُ انْقَطَعَ عنْه عَمَلُهُ إِلَّا مِن ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِن صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو له.
“Jika manusia meninggal, maka amalnya terputus, kecuali tiga; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih yang mendoakan (orang tua) nya.” ( HR Muslim).
Tentang istri yang sholihah, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
الدُّنيا متاعٌ وخيرُ متاعِها المرأةُ الصَّالحةِ
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah istri yang sholihah.” (HR Muslim).
Sedang orang yang sholih secara umum disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis, termasuk doa tasyahud di atas.
Di antara hadis Rasul Shallallahu alaihi wa sallam:
نِعْمَ المالُ الصَّالحُ للمَرءِ الصَّالحِ.
“Sebaik-baiknya harta adalah yang dimiliki oleh orang yang sholih.” (HR Al-Bukhari dalam Al-Adab, Al-Hakim dll).
Makna sholih secara bahasa yaitu menjadi baik, lurus dan sesuai, lawannya fasad, artinya rusak.
Orang sholih berarti orang yang baik, melakukan hak Allah dan hak hamba-Nya serta istiqomah sampai akhir hayat.
Orang-orang yang sudah dipastikan kesholihannya adalah para nabi.
Kemudian, orang yang beriman yang mengikuti para nabi, seperti sahabat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, para tabiin dan tabiit tabiin.
Mereka adalah 3 generasi terbaik yang biasa disebut salafu shalih.
Di samping ada salafus sholih, ada juga khalafus sholih, yaitu orang yang sholih yang tidak termasuk 3 generasi terbaik.
Yusuf Al-Qaradhawi mengatakan bahwa orang yang sholih adalah orang yang sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia.
Tujuan diciptakannya manusia yaitu ada 3, ibadah, kholifah dan imaroh (memakmurkan bumi).
Imam As-Syafi’i berkata dalam Diwannya:
أُحِبُّ الصالِحينَ وَلَستُ مِنهُم
لَعَلّي أَن أَنالَ بِهِم شَفاعَه
وَأَكرَهُ مَن تِجارَتُهُ المَعاصي
وَلَو كُنّا سَواءً في البِضاعَه
Aku mencintai orang-orang sholih walaupun aku bukan termasuk mereka. Aku berharap syafaat dari mereka
Aku membenci orang yang bisnisnya kemaksiatan. Walaupun mungkin kami sama dalam barang dagangan.
Imam As-Syafi’i menyampaikan itu dengan penuh tawadhu. Beliau adalah salah seorang yang sholih dan pemimpin umat.
Semoga kita juga mencintai orang-orang yang baik ini sehingga mendapat syafaat mereka, jika belum sampai ke derajat orang-orang yang sholih.
Orang-orang yang baik ini akan mendapat karunia yang sangat besar. Allah Ta’ala berfirman:
{ وَلَقَدۡ كَتَبۡنَا فِي ٱلزَّبُورِ مِنۢ بَعۡدِ ٱلذِّكۡرِ أَنَّ ٱلۡأَرۡضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ ٱلصَّٰلِحُونَ }
“Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Aż-Żikr (Lauḥ Maḥfūẓ), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang sholih.” [QS Al-Anbiya’: 105].
Berkata Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya:
Allah Ta’ala menyampaikan berita tentang apa yang telah ditetapkan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang sholih.
Yaitu berupa kebahagiaan di dunia dan akhirat dan akan mewarisi bumi baik itu di dunia (berupa kekuasaan), maupun di akhirat berupa surga. Wallahu a’lam.[ind]