ChanelMuslim.com – Buku Aminah, Permata Padang Pasir ini ditulis oleh Abdul Salam Al-Asyri dan diterjemahkan oleh Syahruddin El Fikri. Buku setebal 159 halaman ini diterbitkan pertama kali pada April 2017.
Buku ini mengisahkan tentang seorang perempuan dan ketegarannya bagaikan permata di padang pasir.
“Perempuan yang baik, suci, dan saleh adalah sandaran sepanjang masa, dan kekuatan dalam menghadapi perjalanan waktu.” ~h.10
Ibunda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam termasuk sosok yang jarang dibahas atau dikisahkan dalam satu buku penuh, dan lebih sering diceritakan figurnya bersama dalam sirah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Kehadiran buku ini di pasaran bisa menjadi tambahan bacaan tentang sosok Aminah radhiyallahu anha. Bab-bab awal dituturkan tentang masa kecil Aminah yang sudah memiliki kepribadian memukau di kalangan Bani Zuhrah.
Lalu perjodohannya dengan Abdullah, sosok ayah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga dibahas sedikit terutama terkait kisah penebusan dirinya.
Kisah Ibunda Aminah kental dengan sifat sabarnya dalam menghadapi ujian. Perpisahan dengan suami, Abdullah, yang terjadi selang beberapa bulan setelah menikah menjadi awal ujian ketegaran Aminah dalam buku ini.
Berlanjut, perpisahan dengan sang putranya, Muhammad, yang dipersusui oleh Halimah Sa’adiyyah, hingga usia sapih. Kesabaran dan ketegaran menjadi kekuatan kisah si Permata Padang Pasir.
Baca Juga: Pernikahan Abdullah dengan Aminah
Aminah, Permata Padang Pasir
Saat ini, penulisan biografi dengan gaya novel sedang naik daun. Jenis bacaan non fiksi – biografi yang dulunya terasa kaku menjadi lebih luwes dan menyenangkan, dengan sentuhan-sentuhan fiksi di dalamnya.
Seperti juga, buku biografi Aminah, Permata Padang Pasir terbitan @bukurepublika. Novel biografi Aminah, ibunda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga ada selipan-selipan fiksi yang digunakan supaya pembaca lebih dapat merasakan perjalanan kehidupan tokoh.
Dalam buku ini, sosok Aminah sebenarnya ingin digambarkan senatural mungkin, perasaan, ketegaran, dan kesedihannya, tapi menurut saya, masih terasa ada kekakuan dalam bahasanya.
Entah karena penerjemahannya atau memang dari sang penulis. Jika sedikit membandingkan dengan novel Sibel Eraslan yang juga banyak mengambil sosok perempuan di sekitar Rasulullah, gaya bercerita Abdul Salam Al-Asyri tidak terlalu meresap dan membuat pembaca merasakan perasaaan Aminah.
Meski begitu, novel biografi ini masih layak untuk dijadikan bacaan untuk lebih mengenal sosok yang sarat dengan kemuliaan, Bunda Aminah radhiyallahu anha.[ind]