• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Kamis, 27 November, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Ibadah Haji Tempo Dulu

Mei 16, 2023
in Khazanah, umroh
Perjalanan Ibadah Haji Tempo Dulu

Gambar oleh ekrem dari Pixabay

93
SHARES
718
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

PERJALANAN ibadah haji pada masa dulu tentu tidak semudah sekarang yang lebih mudah dan memakan waktu lebih sebentar.

Dahulu sebelum adanya kapal laut, apalagi pesawat terbang, umat Muslim di Indonesia yang ingin pergi menunaikan ibadah haji mempergunakan kapal layar dengan waktu perjalanan sekitar 3 bulan lamanya.

Deminikan juga perjalanan pulang ke tanah air, menghabiskan waktu selama 3 bulan pula. Jadi, lamanya umat Muslim Indonesia yang menunaikan ibadah haji pada masa dulu yaitu 6 bulan mengarungi lautan.

Oleh karena itu, banyak jamaah haji dulu dalam perjalanan ke tanah suci diserang penyakit, bahkan sampai meninggal dunia sebelum sampai ke Mekkah. Demikian juga perjalanan pulang mereka ke tanah air akibat tidak tahan berbulan-bulan di lautan.

Baca Juga : Pria Asal Austria Ini Berjalan Kaki Menuju Mekkah untuk Melaksanakan Ibadah Haji

Perjalanan Ibadah Haji Tempo Dulu

Konon pada ibadah haji tempo dulu, jamaah haji Indonesia tidak langsung berangkat ke Mekkah, namun lebih dulu singgah di Serambi Mekkah yaitu Aceh, setelah itu baru berangkat dengan kapal ke Mekkah.

Beberapa sumber sejarah menyebutkan julukan Aceh sebagai “Serambi Mekkah” karena Aceh dulu adalah tempat berkumpulnya jamaah haji yang ingin melanjutkan perjalanan ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji.

Pada waktu itu jamaah haji yang melaksanakan rukun islam kelima ini sangat sedikit. Jamaah haji Indonesia ketika itu harus melalui Malaka di Aceh.

Malah menurut sejarah, para jamaah haji dari berbagai daerah di Indonesia saat itu setibanya di Aceh mereka lebih dulu belajar manasik haji sampai berbulan-bulan sebelum melanjutkan perjalanannya ke Mekkah.

Salah satu lokasi tempat belajar manasik haji yang sangat  terkenal di Aceh saat itu adalah di Pelanggahan yang terletak di pinggir Krueng Aceh, di mana kapal-kapal saat itu banyak berlabuh.

Di Kampung Pelanggahan ini dulu ada sebuah balai pengajian yang letaknya persis di pinggir Krueng Aceh dan sebuah Masjid yang sangat indah, yatu Masjid Tgk. Di Anjong, namun sayang dalam bencana tsunami tahun 2004 lalu, Masjid ini hancur total.

Jamaah haji dulu setelah belajar manasik haji dan ilmu-ilmu agama lainnya di Pelanggahan barulah mereka berangkat ke Mekkah. Demikian pula saat mereka pulang dari tanah suci, juga singgah di Serambi Mekkah (Aceh).

Pada masa Belanda, jamaah haji tidak berangkat melalui bandar Pelanggahan Aceh, tapi diberangkatkan melalui Sabang, Pulau Weh. Di Sabang dulu ada karantina haji (tempat berkumpulnya jamaah calon haji) yang dibuat Belanda.

Saat itu para jamaah haji yang berangkat ke Mekkah tidak lagi menggunakan kapal layar, tapi menggunakan kapal uap. Ini berarti perjalanan haji ke Mekkah sudah sedikit lebih baik dari sebelumnya.

Zaman pun terus berubah, kapal uap pun berganti dengan kapal mesin, namun pemberangkatan jamaah calon haji saat itu tetap melalui Sabang.

Baru sekitar tahun 1960-an, jamaah haji Aceh mulai diberangkatkan dengan pesawat melalui Bandara Polonia Medan. Saat itu jamaah haji sangat dibatasi karena pesawatnya sangat kecil.

Pada tahun 1967 jamaah haji berangkat melalui Sabang dengan menggunakan kapal KM Abeto milik asing. Kapal ini bukan kapal penumpang tapi kapal pengangkut barang sehingga jamaah haji sangat tidak nyaman, karena ditempatkan di ruang palka tempat menyimpan barang-barang hasil bumi.

Jamaah haji Indonesia yang berangkat dari Sabang ke Jeddah saat itu memakan waktu 12 hari pergi dan 12 hari pulang. Tetapi untuk jamaah haji dari Jawa, kalimantan, Sulawesi dan daerah lain di luar Aceh tentu lebih lama perjalanannya.

Perjalanan haji dengan kapal laut melalui Sabang berakhir pada tahun 1975. Kemudian jamaah haji asal Aceh dialihkan melalui Polonia Medan dengan menggunakan pesawat terbang.

Begitu sulit dan panjangnya perjalanan haji pada masa dulu yang harus melalui berbagai macam proses dan perjalanan yang memakan waktu sangat lama. [MRR]

Sumber : Menelusuri Jejak Sejarah Islam Melalui Ritual Ibadah Haji dan Umrah, oleh : H. Harun Keuchik Leumiek

Tags: hajimanasiktempo duluumroh
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Menunggu Hasil Pemilu Turki

Next Post

Saat Rasulullah Melihat Fajar Terbit dalam Perjalanan

Next Post
Saat Rasulullah Melihat Fajar Terbit dalam Perjalanan

Saat Rasulullah Melihat Fajar Terbit dalam Perjalanan

Yuk Cerah dan Segarkan Wajah dengan Masker Semangka Homemade

Yuk Cerah dan Segarkan Wajah dengan Masker Semangka Homemade

Memilah Sampah, Selamatkan Jutaan Nyawa

Memilah Sampah, Selamatkan Jutaan Nyawa

  • Direktur Islamic Relief Indonesia, Nanang Subandi Dirja

    Islamic Relief Indonesia Dirikan 83 Huntara di Cianjur dan Cash Voucher untuk 5.600 Penerima Manfaat

    142 shares
    Share 57 Tweet 36
  • Bagaimana Lima Foto Mengisahkan Cerita yang Lebih Besar Melalui Klip Video Berdurasi Sepuluh Detik

    71 shares
    Share 28 Tweet 18
  • Nur Izzaty Hafizah, Meninggal Dunia Akibat Infeksi Bagian Paru-Paru

    148 shares
    Share 59 Tweet 37
  • Dari Mandi Lumpur Hingga Makan Cicak, Muhammadiyah Soroti Fenomena Ngemis Online di Tiktok

    119 shares
    Share 48 Tweet 30
  • Doa Nabi Musa Saat Meminta Jodoh

    263 shares
    Share 105 Tweet 66
  • Ummu Ma’bad, Wanita Dermawan Pemilik Peternakan Domba

    127 shares
    Share 51 Tweet 32
  • 9 Alasan Kenapa Kita Harus Bersyukur

    186 shares
    Share 74 Tweet 47
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7658 shares
    Share 3063 Tweet 1915
  • Apa Itu Disease X, Apakah Ada Disease X Berikutnya?

    77 shares
    Share 31 Tweet 19
  • Dewan Syuriah Berhentikan Gus Yahya dari Ketum PBNU

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga