MEMILAH sampah sama dengan selamatkan jutaan nyawa. Ketua Aqsyanna Less Waste @lesswaste_aqs Aisyah Supernova.
Bagi sebagian orang, memilah sampah merupakan hal yang tidak familiar untuk dilakukan.
Memilah sampah kadang dirasa merepotkan padahal sejatinya memiliki banyak sekali manfaat, bahkan sampai menyelamatkan jutaan nyawa. Bagaimana bisa?
Sebetulnya, memilah sampah itu sangat mudah. Kalau mau diketegorikan dengan cara paling mudah, cukup pisahkan sampah kering dan sampah basah.
Sampah kering ini semua sampah selain makanan atau sampah organik misal kulit bawang, kulit buah, dan lain lain yang tergolong sampah basah.
Sampah kering ya bisa semua sampah, mulai dari botol plastik, perabot rusak, kertas, kardus, kabel, sterofoam, dan lain sebagainya.
Kita bisa menjual seluruh sampah kering (kecuali diapers, pembalut dan tissue) ke berbagai bank sampah atau tukang rongsok terdekat.
Bisa juga disedekahkan. Asik sekali, kita dapat uang dari sampah atau bisa bernilai sedekah.
Sedangkan sampah basah, itu juga bisa dialokasikan untuk pupuk organik, dimasukkan dalam lubang biopori, untuk pakan lele, atau pakan ayam hingga bisa untuk bisnis yaitu jadi pakan magot atau pupuk kompos.
Simpelnya, letakkan saja di dalam lubang galian di halaman rumah atau di sekitar pohon juga bisa kalau males buat lubangnya hehe. Karena semua sampah organik atau sampah makanan, itu bisa terurai sendirinya di alam.
Jadi, kenapa memilah sampah ini sangat penting?
Karena, Indonesia, negeri kita tercinta sudah darurat sampah. Kita adalah negeri kedua di dunia, dari sekian ratus negara di muka bumi ini, mendapat gelar juara.
Juara kedua dunia dalam penyumbang sampah plastik ke laut (Riset yang dipublikasikan di jurnal Science pada 13 Februari 2015).
Terus dampaknya apa? Dampaknya banyak sekali. Ternyata, kalau setiap kita misalnya membuang sampah kita di petugas kebersihan, biasanya sampah akan dibawa hingga ke TPA atau Tempat Pembuangan Akhir.
Padahal, untuk wilayah Jabodetabek saja, TPA-nya berada di TPST Bantar Gerbang. Per Desember 2022, sampah di Bantar Gebang sudah setinggi 40 meter atau setara dengan Gedung 16 lantai!
Setiap harinya, 7000-8000 ton (yes, ton. Bukan kg ya.. jadi sekitar 7-8 juta kilogram) sampah masuk ke sana setiap harinya.
Sayangnya, sampah-sampah ini sebagian besar tidak terpilah. Tercampur antara sampah basah dan sampah kering.
Lalu, apa jadinya jika sampah basah dan sampah kering bersatu dalam jumlah yang sangat banyak? Jadinya, adalah pembentukan gas metana.
Baca Juga: Aqsyanna Less Waste Ubah Sampah Menjadi Alat Musik untuk Terapi ABK
Memilah Sampah, Selamatkan Jutaan Nyawa
Sebetulnya, sekitar 50% sampah rumah tangga masyarakat kita itu sampah organik. Harusnya semua sampah organik bisa terurai sempurna di alam, jadi sisa makanan tidak perlu di buang di TPA atau TPST.
Namun, si sampah organik yang kita masukkan ke dalam plastik ini tertumpuk di TPA atau TPST, proses terurainya tidak bisa sempurna terjadi.
Akhirnya, timbullah banyak gas berbahaya, salah satunya ya gas metana. Gas metana (CH4) ini merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan sangat mudah terbakar.
Metana 25 kali lebih kuat dari karbondioksida (CO2) dalam memerangkap panas di atmosfer (lapisan bumi) (Kompas.com).
Terus bahayanya di mana?
“Ada ledakan besar lalu seperti ada bola api besar..” begitulah kesaksian warga kampung di sekitar TPA Leuwigajah saat tragedi ledakan TPA tersebut pada 2005 silam.
TPA tersebut longsor dan menimbun hingga 3 perkampungan. Tercatat, ada 8 hektar perkebunan dan telah menewaskan setidaknya 157 korban jiwa.
Karena saat itu, 3 hari hujan terjadi tanpa henti, sehingga konsentrasi oksigen rendah dan produksi metana tinggi, sehingga terjadilah ledakan.
“Dhuaaar…!”. Ngeri banget ya..? Semua TPA atau TPST, memiliki risiko ini, kalau kita semua tidak memilah sampah kita dengan benar dan bijak.
Belum lagi, kalau TPST Bantar Gebang, tidak kebayang deh bagaimana kalau meledak. Jangan sampai ya!
Selain potensi meledak dan membahayakan banyak nyawa, gas metana ini merupakan penyebab terbesar pemanasan global (bumi kita jadi makin panas suhunya) setelah karbondioksida (CO2).
Kalau seperti ini terus, kita semua terancam bahaya!
Di antara dampak mengerikannya adalah tersebarnya wabah penyakit karena kenaikan suhu dapat mengurangi daya tahan tubuh makhluk hidup menurun dan mudah terserang penyakit.
Es di kutub juga mencair sehingga permukaan air laut meninggi. Maka banjir dan tenggelamnya pulau-pulau kecil juga bisa terjadi.
Kualitas air juga menurun karena curah hujan terlampau tinggi dan menurunkan kualitas sumber air kita.
Selain itu, kuantitas air juga akan berkurang karena curah hujan terlalu tinggi berdampak pada meningkatnya kemungkinan air kembali langsung ke laut.
Suhu air laut juga meningkat, sehingga ikan atau bahan utama sajian seafood kesukaan kita juga akan mati dan keseimbangan ekosistem terganggu.
Selain itu, kabut asap juga akan bisa marak terjadi karena peningkatan suhu dapat mengakibatkan kekeringan dan kebakaran hutan. Asap ini, tentu sangat berbahaya bagi kita dan makhluk hidup lainnya (detik.com).
Mengerikan sekali kan dampak dari gas metana ini?
Maka, yuk, bersama kita jaga bumi kita. Peduli dengan diri dan keluarga kita, dengan mulai memilah sampah.
Minimal, pisahkan sampah kering (anorganik) dan sampah basah (organik) saja dahulu dan tempatkan mereka sesuai tempatnya. Simpel, tapi berdampak luar biasa.
Dari memilah sampah, bisa selamatkan jutaan nyawa![ind]