LAILATUL Qadar menjadi malam yang ditunggu-tunggu umat Islam di bulan Ramadan. Keutamaan yang sangat banyak pada malam Lailatul Qadar ini mendorong tiap muslim untuk maksimal melaksanakan ibadah. Namun bagaimana dengan wanita haid? Apa saja ibadah yang bisa dilakukan wanita haid untuk meraih Lailatul Qadar?
Sejatinya, wanita haid tidak kehilangan kesempatan untuk meraih Lailatul Qadar, karena amalan yang bisa dilakukan untuk menghidupkan malam-malam di bulan Ramadan tidak hanya shalat, di antaranya:
1. Memberi atau menyiapkan iftar untuk orang yang sedang berpuasa
Malam terhitung sejak terbenamnya matahari, dan waktu maghrib menjadi permulaan malam. Dengan memberi makan berbuka orang yang sedang berpuasa seorang wanita haid sudah terhitung sedang menghidupkan malam dengan amal shalih dan mendapat pahala seperti orang yang sedang berpuasa.
Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Baca Juga: Wanita Haid Membaca Al-Quran di HP
4 Amalan yang Bisa Dilakukan Wanita Haid di Malam Lailatul Qadar
2. Berdoa dan berzikir
Berdoa bisa dilakukan kapan saja dengan diawali dengan berzikir memuji nama-nama Allah sehingga tidak ada larangan berzikir dan berdoa bagi wanita haid.
Larangan ibadah yang tidak boleh dilakukan oleh wanita haid hanyalah puasa, shalat, dan thawaf. Sedangkan membaca Al-Quran, terjadi perselisihan pendapat di kalangan ulama.
Wanita hiad dapat meraih malam Lailatul Qadar dengan membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni
Artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf (menghapus kesalahan), karenanya maafkanlah aku (hapuslah dosa-dosaku).
3. Membangunkan keluarga untuk shalat malam dan ibadah lainnya.
Meskipun wanita haid tidak bisa melaksanakan shalat malam, ia bisa membangunkan keluarga dan mengajaknya untuk melaksanakan shalat malam.
Dengan begitu Allah akan mencatat kebaikan yang telah dilakukannya dan mendapatkan pahala kebaikan dari amalan keluarganya yang telah ia bangunkan sebelumnya.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893).
4. Mempelajari dan mentadaburi Al-Quran
Mempelajari Al-Quran dan mentadaburinya adalah salah satu tujuan dari diturunkannya Al-Quran. Wanita yang sedang haid bisa mentadaburi Al-Quran melalui buku maupun ceramah dari para guru.
Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah telah menjelaskan :
فالقرآن الكريم نزل لأمور ثلاثة: التعبد بتلاوته، وفهم معانيه والعمل به
“Al-Qur’an itu diturunkan untuk tiga tujuan: beribadah dengan membacanya, memahami makna dan mengamalkannya”
Sahabat Muslimah, tidak perlu bersedih jika kamu mendapati haid saat 10 hari terakhir Ramadan, karena itu menjadi suatu ketetapan dari Allah yang pastinya mengandung kebaikan.
Maksimalkanlah malam-malammu dengan empat amalan di atas dan amalan-amalan sunnah lainnya yang bisa dilakukan oleh wanita haid. [Ln]