YANG terbaik buat kita belum tentu baik menurut Allah. Lalu, kenapa Allah memberikan yang tidak sesuai? Kita berpikir bahwa ini baik bagi kita, itu baik bagi kita, tapi ternyata Allah tidak berikan, Allah malah memberikan yang lain bagi kita.
Choqi-Isyraqi, pada 8 Mei 2017 menulis perumpamaan tentang apa yang terbaik buat kita melalui cerita di bawah ini.
Waktu saya kecil dulu, saya selalu ingin makan permen. Bagi saya, makan permen adalah sebuah kebahagiaan yang sangat luar biasa.
Tapi kalau itu, saya masih kecil, dan tidak punya kuasa untuk membeli permen. Akhirnya, saya minta kepada ibu saya, karena saya tahu, ibu punya uang banyak untuk membeli permen.
Tapi, setiap saya minta permen, ibu tidak mau memberi permen. Paling, cuma kasih satu. Padahal ibu punya banyak uang, tapi, kok cuman ngasih satu?
Saya minta lagi permen, ibu selalu melarang saya. Bahkan alih-alih mendapat permen, kadang saya diberikan makanan lain, seperti sayur, agar, dsb.
Dalam hati, saya menolak, saya ingin permen, karena permenlah yang bisa membuat saya bahagia. Saya kesal pada ibu saya, saya merengek, saya menangis.
Siapa yang salah? Padahal saya hanya meminta permen, dan ibu saya bisa membelikannya untuk saya, namun kenapa ia tidak mau beri?
Simple, karena saya tidak memahami sudut pandang ibu saya.
Bagi orangtua, memberi anak permen terlalu banyak, bisa merusak giginya. Dan ketika giginya rusak, maka itu akan menjadi kerugian buat sang anak, bukan untuk orangtuanya.
Ibu tahu yang terbaik untuk anaknya, maka ia berikan yang terbaik. Ibu beri saya sayur agar sehat, agar agar lancar pencernaan, dan lain sebagainya.
Tapi saya masih terlalu kecil dan egois, sehingga saya hanya bisa mengeluh tatkala tidak mendapat apa yang saya inginkan.
Baca Juga: Kisah Raja yang Tidak Sabar dan Menteri yang Tawakkal
Yang Terbaik Buat Kita Menurut Allah
Sama halnya dengan pemberian dari Allah.
Kenapa kadang yang kita dapat, beda dengan apa yang kita inginkan? Kenapa kadang yang Allah beri, beda dengan yang kita mau?
Kenapa kadang kita berpikir A, tapi kita malah mendapat B?
Simpel, karena kita berpikir menggunakan sudut pandang manusia, dan tidak memahami sudut pandang Allah.
Kita berpikir bahwa ini baik bagi kita, itu baik bagi kita, tapi ternyata Allah tidak berikan, Allah malah memberikan yang lain bagi kita.
Lantas apakah itu buruk? Tentu tidak. Apa yang Allah kasih ke kita, itu udah paling oke, terbaik, the best, premium quality, guarantee allowed, kan Allah sendiri yang mengatakan dalam Al-Qur’an.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Allah memberi sesuatu, berdasarkan sudut pandang Tuhan. Sedang kita, melihat sesuatu dari sudut pandang manusia.
Wajar kalau akhirnya, apa yang kita inginkan, tidak sesuai dengan apa yang kita dapatkan. Karena yang kita dapat, bisa jauh lebih baik.
Dulu saya ngebet masuk kuliah kedokteran. Ketika tidak lulus, saya sakit hati. Tapi hari ini, saya begitu senang, karena jika saya masuk kedokteran, belum tentu saya bisa memiliki waktu setenang ini.
Relax, efek pemberian Allah tidak akan terasa instan, tapi sudah pasti akan terasa baik.
Bagaimana jikalau kita menginginkan sesuatu, dan Allah ternyata kasih itu?
Congratulation, berarti kamu orang yang beruntung, orang yang doa dan pemberian Allahnya sama, orang yang doanya mustajab dan dikabulkan oleh Allah.
Apapun yang terjadi, jangan sedih. Semuanya, sudah yang paling terbaik untukmu. Tinggal satu saja, percaya sama Allah.[ind]
Sumber: https://t.me/semangatsubuh