ILMU dan etika berjalan beriringan. Artinya, ketika kita mempelajari sesuatu, harus ada etika yang juga kita perhatikan. Umar bin Al-Khatthab radhiyallahu ‘anhu berkata,
تعلموا العلم وتعلموا للعلم السكينة والحلم وتواضعوا لمن تعلموا تواضعوا لمن تعلموا منه ولا تكونوا جبارة العلماء ولا يقوم علمكم بجهلكم
“Pelajarilah ilmu dan pelajarilah bersama ilmu itu sakinah (sikap tenang) dan hilm (menahan amarah), dan berlakulah tawadhu (rendah hati) dengan orang yang belajar kepadamu dan tawadhulah kepada orang yang engkau belajar darinya, dan janganlah menjadi orang berilmu yang sombong sehingga ilmumu tidak bisa tegak disebabkan kebodohan.”
(Al-Jami’ li Akhlaqir Rawi 1/45, karya Al-Imam Al-Khathib Al-Baghdadi)
Baca Juga: Tidak Ada Kemuliaan bagi Orang yang Tidak Memiliki Ilmu
Ilmu dan Etika Berjalan Beriringan
Salaf mengajarkan kita untuk senantiasa menuntut ilmu karena ilmu itu cahaya dan menyertai ilmu itu dengan etika.
Sebanyak apapun ilmu yang dipelajari jikalau tidak didukung adab, etika, akhlak maka ilmu itu tidak akan berguna.
Terutama di era digital sekarang yang begitu cepat penyebaran ilmu dan meluas, siapapun bisa mengakses ilmu dan siapapun orangnya bisa menjadi alim.
Namun jika ilmu itu dicemari kesombongan, ajang perdebatan, sarana meraih ambisi dunia, jauh dari tawadhu dan adab maka akan mengundang fitnah dan kerusakan.
Karenanya para ulama sedari dulu mengingatkan pelajarilah adab sebagaimana engkau mempelajari ilmu.
Semoga ilmu yang kita pelajari menambah ketakwaan dan memudahkan langkah kita masuk ke dalam surga. [Cms]