CINA kini mengalami lonjakan Covid-19 tertinggi sejak awal pandemi. Sebuah kabar menyebut, sebanyak 250 juta rakyat Cina sudah terinfeksi.
Situasi di Cina saat ini seperti pengulangan di awal pandemi pada akhir tahun 2019 lalu. Dan waktu lonjakannya pun persis di bulan November dan Desember.
Sebuah kabar dari CNN menyebut bahwa sebanyak 250 juta rakyat Cina sudah terinfeksi selama bulan Desember ini. Itu artinya sebanyak 18 persen dari 1,4 miliar penduduk Cina sudah terinfeksi.
Kabar itu bukan terungkap melalui berita resmi yang dirilis pemerintah Cina. Tapi, sebuah bocoran dari rapat internal komisi kesehatan nasional Cina atau NHC.
Bahkan data itu juga menyebutkan bahwa dalam satu hari sebanyak 37 juta orang terinfeksi. Secara umum, jumlah yang terinfeksi di Cina saat ini lebih besar dari data global di pandemi pertama.
Namun begitu, NHC secara resmi justru melaporkan keadaan yang ‘baik-baik’ saja. Menurut NHC, selama Desember ini, hanya 62 ribuan kasus yang dilaporkan terjadi.
Sementara jumlah warga yang mati karena Covid-19 di Cina, masih menurut NHC, hanya sebesar delapan jiwa.
WHO Gusar
Apa yang dilaporkan NHC sepertinya bertolak belakang dengan video yang tersebar melalui media sosial. Mulai dari histeris massal warga di sejumlah apartemen karena lockdown, hingga tayangan tentang ‘horor’ di banyak rumah sakit.
Ketertutupan pihak Cina justru mengkhawatirkan organisasi kesehatan dunia, WHO. Karena pihak luar termasuk WHO sulit mendapatkan informasi sebenarnya.
Hal ini mengingatkan semua pihak apa yang pernah terjadi di akhir tahun 2019 lalu. Tiba-tiba, di awal tahun 2020, ledakan covid menyebar ke seluruh dunia. Tanpa bisa diantisipasi pihak mana pun, termasuk pemerintah setempat.
Dugaan Vaksin Palsu Cina
Di sisi lain, apa yang kini terjadi di Cina seperti membuka topeng ‘kebusukan’ jualan vaksin Cina. Karena kenyataannya, justru Cinalah yang kini menjadi satu-satunya negara yang mengalami ‘serangan balik’ covid 19.
Hal itu semestinya nyaris tidak mungkin. Sejak awal, Cina memamerkan kepada dunia tentang produk vaksinnya yang tiba-tiba jauh lebih cepat diproduksi daripada negara mana pun.
Di saat negara-negara lain masih uji klinis, Cina sudah memasarkan produknya ke banyak negara. Harga yang murah juga menjadi daya tarik lain selain kecepatan produksi dan ketersediaannya.
Selain itu, model pembayaran dengan melalui utang juga menambah daya tarik banyak negara yang berada pada dilema dari dua pilihan: kena wabah atau utang.
Dan tampaknya, pilihan kedua lebih diambil ketimbang negara kacau balau karena diserbu wabah. Walhasil, banyak negara yang akhirnya terjebak pada utang ke Cina, hanya karena ingin cepat mendapat vaksin.
Lonjakan ulang covid di Cina akhirnya seperti menyadarkan dunia bahwa mereka sebagiannya merasa tertipu. Kalau vaksin itu asli, mestinya Cinalah negara yang paling tangguh menghadapi serangan balik covid. Tapi kenyataannya jauh berbeda.
Bahkan dikabarkan, Cina kini justru membeli vaksin produk luar negaranya. Antara lain produk dari Pfizer. Hal tersebut menjadi penguat tentang keraguan kualitas vaksin yang diproduksi Cina.
Apa mungkin vaksin yang diproduksi Cina sebelum ini abal-abal alias palsu? Dugaan itu kini masih terus menjadi sorotan dunia.
Amerika dan Eropa ‘Larang’ Masuk Warga Cina
Pasca lonjakan kasus covid yang kian tinggi di Cina, pemerintah Amerika dan Eropa akhirnya mengeluarkan kebijakan baru untuk pelancong dari Cina. Berbagai prosedur mereka persulit agar warga Cina tidak masuk ke negara mereka.
Hal ini sebagai antisipasi dari apa yang pernah terjadi pada akhir tiga tahun lalu ketika Cina mengalami lonjakan covid, persis seperti saat ini.
Misteri lonjakan covid di negeri tirai bambu itu bukan lagi tentang siapa yang menciptakan virus covid. Tapi sebuah kesadaran bersama dunia bahwa Cina sebagai sumber penyebaran covid.
Pertanyaannya, bagaimana nasib negara-negara yang sudah terlanjur mengandalkan vaksin produk Cina untuk menangkal penyebaran Covid selama ini. Karena di negara produsennya saja, covid melonjak seperti tak ada hambatan yang berarti.
Mirisnya, justru kabar lonjakan covid yang kini tengah melanda Cina terjadi di saat banyak negara sudah melepas status kedaruratan mereka.
Akankah wabah covid di dunia akan terulang seperti di awal lalu? Jawabannya kembali kepada kecerdasan dan kepekaan masing-masing pemimpin negara di dunia saat ini. [Mh]